Perencanaan Mutu :
Suatu mutu seharusnya direncanakan atau dirancang, yang terdiri atas tahap-tahap sebagai berikut :
a Menetapakan (Identifikasi) siapa pelanggan
a Menetapkan (identifikasi) kebutuhan pelanggan
a mengembangkan keistimewaan produk merespon kebutuhan pelanggan.
a mengembangkan proses yang mampu menghasilkan keistimewaan produk
a Mengarahkan perencanaan ke kegiatan-kegiatan operasioanal
Pengendalian Mutu :
Kontrol mutu adalah proses deteksi dan koreksi adanya penyimpangan atau perubahan segera setelah terjadi, sehingga mutu dapat dipertahankan.
Langkah Kegiatan yang dikerjakan, antara lain :
a Evaluasi kinerja dan kontrol produk
a Membandingkan kinerja aktual terhadap tujuan produk.
a Bertindak terhadap perbedaan atau penyimpangan mutu yang ada.
Peningkatan Mutu :
Peningkatan mutu mencakup dua hal yaitu :
- Fitness for use
- Mengurangi tingkat kecacatan dan kesalahan
Kegiatan-kegiatan Peningkatan Mutu :
a Mengadakan infrastruktur yang diperlukan bagi upaya peningkatan mutu.
a Identifikasi apa yang perlu ditingkatkan dan proyek peningkatan mutu.
a Menetapkan tim proyek
a Menyediakan tim dengan sumber daya, pelatihan, motivasi untuk :
a Mendiagnose penyebab
a Merangsang perbaikan
a Mengadakan pengendalian agar tetap tercapai perolehan
Meningkatkan fitness for use mempunyai beberapa Manfaat :
n Mutu lebih baik dari pengguna
n Pangsa Pasar yang besar untuk manufaktur
n Harga premi bagi manufaktur
n Status pasaran bagi manufaktur
Mengurangi tingkat Kecacatan dan kesalahan mempunyai manfaat :
n Mengurangi biaya dan beberapa gesekan pengguna
n Mengurangi secara dramatis pembiayaan bagi manufaktur.
n Meningkatkan produktivitas lebih mudah diproduksi
n Mengurangi inventaris dalam mendukung konsep tepat waktu
Keistimewaan produk yang memenuhi kebutuhan pelanggan :
n Mutu yang lebih tinggi dari produk memungkinkan (memberikan manfaat) untuk :
– Meningkatkan kepuasan pelanggan.
– Membuat produk mudah laku dijual
– Memenangkan persaingan
– Meningkatkan pangsa pasar
– Memperoleh pemasukan dari penjualan
– Menjamin harga premium
– Dampak yang teruatama adalah terhadap penjualan
– Biasanya, mutu yang lebih tinggi membutuhkan biaya lebih banyak
Mutu yang bebas dari kekurangan :
n Mutu yang lebih tinggi memungkinkan untuk :
– Mengurangi tingkat kesalahn
– Mengurangi pekerjaan ulang dan pemborosan
– Mengurangi kegagalan di lapangan, beban garansi
– Mengurangi ketidakpuasan pelanggan
– Mengurangi keharusan memeriksa dan menguji
– Memendekkan waktu guna melempar produk baru ke pasar
– Tingkatkan hasil/kapasitas
– Meningkatkan kinerja pengiriman
– Dampak utama biaya
– Biasanya mutu lebih tinggi biayanya lebih sedikit
Beberapa Definisi Profesional tentang mutu Pelayanan Kesehatan, antara lain :
œ Mutu Pelayanan Kesehatan adalah penampilan yang pantas dan sesuai (yang berhubungan dengan standar-standar) dari suatu intervensi yang diketahui aman, yang dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan yang telah mempunyai kemampua untuk menghasilkan dampat pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan kekurangan gizi (Milton I Roemer dan C Montoya Aguilar, WHO, 1988).
Mutu adalah suatu sifat yang dimiliki dan merupakan suatu keputusan terhadap unit pelayanan tertentu dan bahwa pelayanan dibagi ke dalam paling sedikit dua bagian : teknik dan interpersonal (Avedis Donabedian, 1980)
Arti Mutu Pelayanan Kesehatan dari beberapa Sudut Pandang
n Pasien, Petugas Kesehatan dan Manajer
Mutu merupakan fokus sentral dari tiap uapaya untuk memberikan pelayanan kesehatan
n Pasien dan Masyarakat
Mutu pelayanan berarti suatu empathi, respek dan tanggap akan kebutuhannya, pelayanan harus sesuai dengan kebutuhan mereka diberikan dengan cara yang ramah pada waktu mereka berkunjung.
n Petugas Kesehatan
Mutu pelayanan berarti bebas melakukan segala sesuatu secara profesional untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien dan masyarakat sesuai dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang maju, mutu peralatan yang baik dan memenuhi standar yang baik.
n Kepuasan Praktisioner
Suatu ketetapan “kebagusan” terhadap penyediaan dan keadaan dari pekerja praktisioner, untuk pelayanan oleh kolega-kolega atau dirinya sendiri
n Manajer
n Bagi yayasan atau pemilik rumah sakit
Dimensi mutu pelayanan kesehatan
i Kompetensi Teknis (Technical competence)
i Akses terhadap pelayanan (Access to service)
i Efektivitas (Effectiveness)
i Efisiensi (Efficiency)
i Kontinuitas (Continuity)
i Keamanan (Safety)
i Hubungan antar manusia (Interpersonal relations)
i Kenyamanan (Amenities)
Penilaian Mutu Pelayanan kesehatan
n Pada umumnya untuk meningkatkan mutu pelayanan ada dua cara:
1. Meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya, tenaga, biaya, peralatan, perlengkapan dan material
2. Memperbaiki metode atau penerapan teknologi yang dipergunakan dalam kegiatan pelayanan
n Ada tiga Pendekatan evaluasi (penilaian) mutu, yaitu :
– Struktur
– Proses
– Outcomes
Struktur
n Struktur meliputi sarana fisik perlengkapan dan peralatan, organisasi dan manajemen, keuangan, sumber daya manusia lainnya di fasilitas kesehatan.
n Struktur = input
n Baik tidaknya struktur sebagai input dapat diukur dari :
– Jumlah, besarnya input
– Mutu struktur atau mutu input
– Besarnya anggaran atau biaya
– Kewajaran
Proses
n Proses merupakan semua kegiatan yang dilaksanakan secara profesional oleh tenaga kesehatan (dokter, perawat dan tenaga profesi lain) dan interaksinya dengan pasien.
n Proses mencakup diagnosa, rencana pengobatan, indikasi tindakan, prosedur dan penanganan kasus.
n Baik tidaknya proses dapat diukur dari :
– Relevan tidaknya proses itu bagi pasien
– Fleksibilitas dan efektifitas
– Mutu proses itu sendiri sesuai dengan standar pelayanan yang semestinya
– Kewajaran, tidak kurang dan tidak berlebihan
Pendekatan Mutu Pelanggan Pelayanan Kesehatan
n Pada umumnya pendekatan terhadap mutu pelayanan kesehatan ada dua cara:
– Pendekatan kesehatan masyarakat
Pendekatan ini menyangkut seluruh sistem pelayanan kesehatan dari tingkat dasar (grass root) sampai yang tertinggi.
– Pendekatan institusional atau individual
pendekatan ini berkaitan dengan mutu pelayanan kesehatan terhadap perorangan oleh suatu institusi atau fasilitas kesehatan.
Pelanggan dalam pelayanan Kesehatan
– Pelanggan Internal
Para tenaga medis, paramedis, nonmedis atau pelaksana fungsional lainnya seperti laboratorium, radiologi, gizi, ambulance, blood bank, yang kesemuanya saling membutuhkan, saling tergantung dalam suatu sistem pelayanan kesehatan intern
– Pelanggan Eksternal
pelanggan yang sesungguhnya menjadi sasaran dari misi organisasi pelayanan kesehatan, yaitu para pasien, famili dan sahabatnya serta pihak-pihak lain yang berkepentingan
Pelayanan Medis yang Baik :
n Pelayanan medis yang baik adalah praktek kedokteran (pengobatan) yang rasional yang berdasarkan ilmu pengetahuan.
n Pelayanan medis yan baik, menekankan pencegahan
n Pelayanan medis yang baik, memerlukan kerjasama yang cerdik (intilligent) antara pasien yang awam dan para praktisi yang ilmiah medis
n Pelayanan medis yang baik, memerlukan individu seutuhnya
n Pelayanan medis yang baik, mempertahankan hubungan pribadi yang akrab dan berkesinambungan antara dokter dan pasien
n Pelayanan medis yang baik dikoordinasikan dengan pekerjaan kesejahteraan sosial
n Pelayanan kesehatan yang baik, mengkordinasikan semua jenis pelayanan kesehatan
n Pelayanan medis yang baik termasuk pelaksanaan semua pelayanan yang diperlukan dari ilmu kedokteran modern sesuai dengan kebutuhan semua orang.
Mutu pelayanan Kesehatan dalam Peraturan Perundang-undangan :
n UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
n Mutu dalam Sistem kesehatan Nasional (SKN)
n RP3JPK (1983)
n GBHN 1993, Tap MPR No. II/MPR/1993
CONTOH PERENCANAAN DALAM PENINGKATAN
PELAYANAN BPS/KESEHATAN
Perencanaan Mutu :
Suatu mutu seharusnya direncanakan atau dirancang, yang terdiri atas tahap-tahap sebagai berikut :
a Menetapakan (Identifikasi) siapa pelanggan
a Menetapkan (identifikasi) kebutuhan pelanggan
a mengembangkan keistimewaan produk merespon kebutuhan pelanggan.
a mengembangkan proses yang mampu menghasilkan keistimewaan produk
a Mengarahkan perencanaan ke kegiatan-kegiatan operasioanal
Pengendalian Mutu :
Kontrol mutu adalah proses deteksi dan koreksi adanya penyimpangan atau perubahan segera setelah terjadi, sehingga mutu dapat dipertahankan.
Langkah Kegiatan yang dikerjakan, antara lain :
a Evaluasi kinerja dan kontrol produk
a Membandingkan kinerja aktual terhadap tujuan produk.
a Bertindak terhadap perbedaan atau penyimpangan mutu yang ada.
Peningkatan Mutu :
Peningkatan mutu mencakup dua hal yaitu :
- Fitness for use
- Mengurangi tingkat kecacatan dan kesalahan
Kegiatan-kegiatan Peningkatan Mutu :
a Mengadakan infrastruktur yang diperlukan bagi upaya peningkatan mutu.
a Identifikasi apa yang perlu ditingkatkan dan proyek peningkatan mutu.
a Menetapkan tim proyek
a Menyediakan tim dengan sumber daya, pelatihan, motivasi untuk :
a Mendiagnose penyebab
a Merangsang perbaikan
a Mengadakan pengendalian agar tetap tercapai perolehan
Meningkatkan fitness for use mempunyai beberapa Manfaat :
n Mutu lebih baik dari pengguna
n Pangsa Pasar yang besar untuk manufaktur
n Harga premi bagi manufaktur
n Status pasaran bagi manufaktur
Mengurangi tingkat Kecacatan dan kesalahan mempunyai manfaat :
n Mengurangi biaya dan beberapa gesekan pengguna
n Mengurangi secara dramatis pembiayaan bagi manufaktur.
n Meningkatkan produktivitas lebih mudah diproduksi
n Mengurangi inventaris dalam mendukung konsep tepat waktu
Keistimewaan produk yang memenuhi kebutuhan pelanggan :
n Mutu yang lebih tinggi dari produk memungkinkan (memberikan manfaat) untuk :
– Meningkatkan kepuasan pelanggan.
– Membuat produk mudah laku dijual
– Memenangkan persaingan
– Meningkatkan pangsa pasar
– Memperoleh pemasukan dari penjualan
– Menjamin harga premium
– Dampak yang teruatama adalah terhadap penjualan
– Biasanya, mutu yang lebih tinggi membutuhkan biaya lebih banyak
Mutu yang bebas dari kekurangan :
n Mutu yang lebih tinggi memungkinkan untuk :
– Mengurangi tingkat kesalahn
– Mengurangi pekerjaan ulang dan pemborosan
– Mengurangi kegagalan di lapangan, beban garansi
– Mengurangi ketidakpuasan pelanggan
– Mengurangi keharusan memeriksa dan menguji
– Memendekkan waktu guna melempar produk baru ke pasar
– Tingkatkan hasil/kapasitas
– Meningkatkan kinerja pengiriman
– Dampak utama biaya
– Biasanya mutu lebih tinggi biayanya lebih sedikit
Beberapa Definisi Profesional tentang mutu Pelayanan Kesehatan, antara lain :
œ Mutu Pelayanan Kesehatan adalah penampilan yang pantas dan sesuai (yang berhubungan dengan standar-standar) dari suatu intervensi yang diketahui aman, yang dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan yang telah mempunyai kemampua untuk menghasilkan dampat pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan kekurangan gizi (Milton I Roemer dan C Montoya Aguilar, WHO, 1988).
Mutu adalah suatu sifat yang dimiliki dan merupakan suatu keputusan terhadap unit pelayanan tertentu dan bahwa pelayanan dibagi ke dalam paling sedikit dua bagian : teknik dan interpersonal (Avedis Donabedian, 1980)
Arti Mutu Pelayanan Kesehatan dari beberapa Sudut Pandang
n Pasien, Petugas Kesehatan dan Manajer
Mutu merupakan fokus sentral dari tiap uapaya untuk memberikan pelayanan kesehatan
n Pasien dan Masyarakat
Mutu pelayanan berarti suatu empathi, respek dan tanggap akan kebutuhannya, pelayanan harus sesuai dengan kebutuhan mereka diberikan dengan cara yang ramah pada waktu mereka berkunjung.
n Petugas Kesehatan
Mutu pelayanan berarti bebas melakukan segala sesuatu secara profesional untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien dan masyarakat sesuai dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang maju, mutu peralatan yang baik dan memenuhi standar yang baik.
n Kepuasan Praktisioner
Suatu ketetapan “kebagusan” terhadap penyediaan dan keadaan dari pekerja praktisioner, untuk pelayanan oleh kolega-kolega atau dirinya sendiri
n Manajer
n Bagi yayasan atau pemilik rumah sakit
Dimensi mutu pelayanan kesehatan
i Kompetensi Teknis (Technical competence)
i Akses terhadap pelayanan (Access to service)
i Efektivitas (Effectiveness)
i Efisiensi (Efficiency)
i Kontinuitas (Continuity)
i Keamanan (Safety)
i Hubungan antar manusia (Interpersonal relations)
i Kenyamanan (Amenities)
Penilaian Mutu Pelayanan kesehatan
n Pada umumnya untuk meningkatkan mutu pelayanan ada dua cara:
1. Meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya, tenaga, biaya, peralatan, perlengkapan dan material
2. Memperbaiki metode atau penerapan teknologi yang dipergunakan dalam kegiatan pelayanan
n Ada tiga Pendekatan evaluasi (penilaian) mutu, yaitu :
– Struktur
– Proses
– Outcomes
Struktur
n Struktur meliputi sarana fisik perlengkapan dan peralatan, organisasi dan manajemen, keuangan, sumber daya manusia lainnya di fasilitas kesehatan.
n Struktur = input
n Baik tidaknya struktur sebagai input dapat diukur dari :
– Jumlah, besarnya input
– Mutu struktur atau mutu input
– Besarnya anggaran atau biaya
– Kewajaran
Proses
n Proses merupakan semua kegiatan yang dilaksanakan secara profesional oleh tenaga kesehatan (dokter, perawat dan tenaga profesi lain) dan interaksinya dengan pasien.
n Proses mencakup diagnosa, rencana pengobatan, indikasi tindakan, prosedur dan penanganan kasus.
n Baik tidaknya proses dapat diukur dari :
– Relevan tidaknya proses itu bagi pasien
– Fleksibilitas dan efektifitas
– Mutu proses itu sendiri sesuai dengan standar pelayanan yang semestinya
– Kewajaran, tidak kurang dan tidak berlebihan
Pendekatan Mutu Pelanggan Pelayanan Kesehatan
n Pada umumnya pendekatan terhadap mutu pelayanan kesehatan ada dua cara:
– Pendekatan kesehatan masyarakat
Pendekatan ini menyangkut seluruh sistem pelayanan kesehatan dari tingkat dasar (grass root) sampai yang tertinggi.
– Pendekatan institusional atau individual
pendekatan ini berkaitan dengan mutu pelayanan kesehatan terhadap perorangan oleh suatu institusi atau fasilitas kesehatan.
Pelanggan dalam pelayanan Kesehatan
– Pelanggan Internal
Para tenaga medis, paramedis, nonmedis atau pelaksana fungsional lainnya seperti laboratorium, radiologi, gizi, ambulance, blood bank, yang kesemuanya saling membutuhkan, saling tergantung dalam suatu sistem pelayanan kesehatan intern
– Pelanggan Eksternal
pelanggan yang sesungguhnya menjadi sasaran dari misi organisasi pelayanan kesehatan, yaitu para pasien, famili dan sahabatnya serta pihak-pihak lain yang berkepentingan
Pelayanan Medis yang Baik :
n Pelayanan medis yang baik adalah praktek kedokteran (pengobatan) yang rasional yang berdasarkan ilmu pengetahuan.
n Pelayanan medis yan baik, menekankan pencegahan
n Pelayanan medis yang baik, memerlukan kerjasama yang cerdik (intilligent) antara pasien yang awam dan para praktisi yang ilmiah medis
n Pelayanan medis yang baik, memerlukan individu seutuhnya
n Pelayanan medis yang baik, mempertahankan hubungan pribadi yang akrab dan berkesinambungan antara dokter dan pasien
n Pelayanan medis yang baik dikoordinasikan dengan pekerjaan kesejahteraan sosial
n Pelayanan kesehatan yang baik, mengkordinasikan semua jenis pelayanan kesehatan
n Pelayanan medis yang baik termasuk pelaksanaan semua pelayanan yang diperlukan dari ilmu kedokteran modern sesuai dengan kebutuhan semua orang.
Mutu pelayanan Kesehatan dalam Peraturan Perundang-undangan :
n UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
n Mutu dalam Sistem kesehatan Nasional (SKN)
n RP3JPK (1983)
n GBHN 1993, Tap MPR No. II/MPR/1993
Nama :Lia Romtika Hafid (7209026) Dosen : Gos Ahan
Nama :Lia Romtika Hafid (7209026) Dosen : Gos Ahan
Prodi :D3 kebidanan Matpel : Mutu pelayanan kesehatan
Tingkat : III(V)B