Rabu, 11 Januari 2012

jampersal

JAMPERSAL

Untuk mempercepat pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 khususnya menurunkan angka kematian ibu dan bayi, tahun ini Kementerian Kesehatan meluncurkan program Jaminan Persalinan (Jampersal). Tujuannya untuk meningkatkan cakupan pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, dan pelayanan nifas ibu oleh tenaga kesehatan; meningkatkan cakupan pelayanan bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan; meningkatkan cakupan pelayanan KB pasca persalinan; meningkatkan cakupan penanganan komplikasi ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir; serta terselenggaranya pengelolaan keuangan yang efisien, efektif, transparan, dan akuntabel.
Peserta program Jampersal adalah ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas (pasca melahirkan sampai 42 hari) dan bayi baru lahir (0-28 hari) yang belum memiliki jaminan biaya kesehatan. Peserta program dapat memanfaatkan pelayanan di seluruh jaringan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjutan (RS) di kelas III yang memiliki Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Tim Pengelola Jamkesmas dan BOK Kabupaten/Kota.   
Pelayanan Jampersal ini meliputi pemeriksaan kehamilan ante natal care (ANC), pertolongan persalinan, pemeriksaan post natal care (PNC) oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan pemerintah (Puskesmas dan jaringannya), faskes swasta yang tersedia fasilitas persalinan (Klinik/Rumah Bersalin, Dokter Praktik, Bidan Praktik) dan yang telah menanda-tangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Tim Pengelola Jamkesmas Kabupaten/Kota. Selain itu, pemeriksaan kehamilan dengan risiko tinggi dan persalinan dengan penyulit dan komplikasi dilakukan secara berjenjang di Puskesmas dan RS berdasarkan rujukan.
     Dalam Kebijakan Operasional sebagaimana tercantum dalam SK Menkes No. 515/Menkes/SK/III/2011 tentang Penerima dana Penyelenggaraan Jamkesmas dan Jampersal di pelayanan Dasar untuk tiap Kabupaten/Kota tahun anggaran 2011 diatur beberapa poin, diantaranya pengelolaan Jampersal di setiap jenjang pemerintahan (pusat, provinsi, dan kabupaten/kota) menjadi satu kesatuan dengan pengelolaan Jamkesmas dan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).
Dana untuk pelayanan Jamkesmas termasuk Jampersal merupakan satu kesatuan (secara terintegrasi) disalurkan langsung dari Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta V ke Rekening Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai penanggung jawab Pengelolaan Jamkesmas di wilayahnya dan Rekening RS untuk fasilitas kesehatan tingkat lanjutan (pemerintah dan swasta).


 Nama        : Lia Romtika Hafid (7209026)         Tgkt/Smster    : III / V (lima)B
 Mapel        : Mutu Pelayanan Kebidanan              Dosen        : Gos Ahan
 Prodi        : D3 Kebidanan

Jumat, 06 Januari 2012

askeb BBLN

ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYAI Ny “E” UMUR 2 HARI DENGAN BCB SC BBLN
DIRUANG RGT RSIA MUSLIMAT
JOMBANG









Disusun Oleh:
LIA ROMTIKA HAFID
7209026


PRODI D3 KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM
JOMBANG
2011



KATA PENGANTAR

    Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan pada By. Ny “E” diruang RGT Muslimat Jombang.
    Asuhan Kebidanan ini disusun sebagai tugas praktek klinik Akademik Kebidanan Darul ‘Ulum Jombang. Terselesainya penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak,  untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.    Bapak H. M. Zulfikar As’ad, MMR selaku penanggung jawab Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum Jombang.
2.    Ibu Hj. Sabrina Dwi Prihartini, SKM selaku K. Prodi Akbid Darul ‘Ulum Jombang
3.    Ibu Ninik Azizah SST selaku pembimbing Akademik
4.    Ibu Richa Aris Riswanti Amd. Keb selaku pembimbing ruangan
5.    Ibu Virnalisa Darmayanti Amd. Keb selaku kepala ruangan
6.    Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Laporan ini tidak lepas dari kesalahan, jadi kritik dan saran sangat diharapkan untuk
menyempurnakan laporan ini. Semua laporan ini berguna bagi pembaca dan penulis untuk menambah wawasan dan dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis.


Jombang, Oktober 2011

      penulis




BAB I
PENDAHULUAN

1.    Latar Belakang
Keadaan bayi sangat tergantung pada pertumbuhan janin didalam uterus, kualitas pengawasan antenatal, penyakit-penyakit ibu waktu hamil, penanganan persalinan dan perawatan sesudah lahir. Penanggulangan bayi tergantung pada keadaannya normal atau tidak. Diantara bayi yang tidak normal ada yang membutuhkan pertolongan medik segera (sindrom gangguan pernafasan, asfiksia berat, perdarahan, hiperbilirubinemia oleh cidaena ketidak cocokan golongan darah ibu dan anak dan lain-lain). Selain itu ada yang memerlukan tindakan operatif seperti atresia ani, fistual trakea-esafagus, hermia diafragmatika, atresia duodeni dan lain sebagainya. Bayi-bayi tersebut termasuk bayi resiko tinggi. Ada pula yang tidak memerlukan pertolongan segera seperti labioskisis, sindaktili dan lain-lain.
Pada umumnya kelahiran bayi normal cukup dihadiri oleh bidan yang dapat diberi tanggung jawab penuh terhadap keselamatan ibu dan bayi pada persalinan normal. Oleh karena kelainan pada ibu dan bayi dapat terjadi beberapa saat sesudah selesainya persalinan yang dianggap normal. Maka seorang bidan harus mengetahui dengan segera timbulnya perubahan-perubahan pada ibu dan bayi serta bila perlu memberikan pertolongan pertama seperti menghentikan perdarahan, membersihkan jalan nafas, memberikan oksigen dan memberikan pernafasan buatan sampai ibu dan mempunyai fasilitas yang lengkap. Disini pengobatan dan pengawasan dapat dilakukan sebaik-baiknya. Cara yang baik untuk membawa bayi sakit ialah waktu bayi tarsebut masih ada dalam kandungan. Bila janin yang lahir diduga akan menderita penyakit berat seperti ibu rhesus negatif, gawat janin, letak sungsang, letak lintang, ibu dengan perdarahan antepartum, dan lain-lain.
Jika hal tersebut tidak mungkin dilaksanakan dan bayi sudah lahir maka bayi perlu mendapatkan pertolongan segera. Caranya ialah dengan cara meletakkan bayi tanpa baju dalam incubator yang tembus cahaya dengan suhu ruangan yang sedemikian rupa shingga bayi dapat dipertahankan suhu tubuhnya sekitar 36oc-37oc. Incubator ini juga dilengkapi dengan pengisapan lendir, oksigen, resusitator, dan lain-lain. Dengan demikian perubahan-perubahan yang setiap saat dapat terjadi pada bayi seperti apnu, sianosis, kejang, sindrom gangguan pernafasan, muntah dan sebagainya. Dapat diketahui segera dan dapat diberi pertolongan tepat pada waktunya.

2.    Tujuan
a.    Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menetapkan menejemen varney dengan kasus BBLN serta mendapatkan pengalaman dalam memecahkan masalah BBLN.
b.    Tujuan Khusus
1.    Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data pada BBLN By. Ny “E” diruang RGT RSIA Muslimat Jombang.
2.    Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan
3.    Mahasiswa mampu mengantisipasi masalah potensial
4.    Mahasiswa dapat mengidentifikasi kebutuhan segera
5.    Mahasiswa dapat mengembangkan rencana
6.    Mahasiswa dapat melaksanakan suatu tindakan sesuai rencana dan mengevaluasi.


























BAB II
TINJAUAN TEORI

1.    Landasan Teori Asuhan dan Perubahan BBL
A.    Pengertian
Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. Sebagian besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan asuhan pernafasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan. Aspek-aspek penting dari asuhan segera bayi baru lahir:
    Jagalah bayi tetap kering dan hangat
    Usahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan kulit ibunya sesgera mungkin.
B.    Perubahan-Perubahan Yang Segera Terjadi Sesudah Kelahiran
Sebagai akibat perubahan lingkungan dalam uterus keluar uterus, maka bayi menerima rangsangan yang bersifat kimiawi, mekanik dan termik. Hasil perangsangan ini membuat bayi akan mengalami perubahan metabolik, pernafasan, sirkulasi dan lain-lain.
1.    Gangguan Umum
Seaat sesuadah bayi lahir ia akan berada ditempat yang suhunya lebih rendah dari dalam kandungan dan dalam keadaan basah. Bila diberikan saja dalam suhu kamar 250c maka bayi akan kehilangan panas melalui evaporasi, konveksi dan radiasi sebanyak 200 kalori/kg BB/menit. Sedangkan pembentukan panas yang dapat diproduksi hanya sepersepuluh dari yang tersebut diatas, dalam waktu yang bersamaan. Hal ini akan menyebabkan penurunan suhu tubuh sebanyak 20c dalam waktu 15 menit. Kejadian ini sangat berbahaya untuk neonatus terutama BBLR dan bayi asfiksi oleh karena mereka tidak sanggup mengimbangi penurunan suhu tsbt, dengan vasokomstriksi, insulasi dan produksi panas yang dibuat sendiri. Akibat suhu tubuh yang rendah metabolisme jaringan akan meninggi dan asidosis metabolik yang ada (terdapat pada semua neonatus) akan bertambah berat, sehingga kebutuhan akan oksigenpun akan meningkat. Hipotermi ini juga dapat menyebabkan hipoglikemi.
2.    Perubahan Sistem Pernafasan
Pernafasan pertama pada bayi terjadi normal dalam waktu 30 detik sesudah kelahiran. Pernafasan ini timbul sebagai akibat aktivitas normal dari susunan saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya, seperti kemoreseptor karotid yang sangat peka terhadap kekurangan O2, rangsangan hipoksemia, sentuhan dan perubahan suhu didalam uterus dan diluar uterus. Semua ini menyebabkan perangsangan pusat pernafasan dalam otak yang melanjutkan rangsangan tersebut untuk menggerakkan diafragma serta otot-otot pernafasan lainnya. Tekanan rongga dada bayi pada waktu melalui jalan lahir pervaginem mengakibatkan bahwa paru-paru yang pada janin normal cukup bulan mengandung 80 sampai 100 ml cairan, kehilangan 1/3 dari cairan ini. Sesudah bayi lahir cairan yang hilang diganti dengan udara. Paru-paru berkembang, sehingga rongga dada kembali pada bentuk sempurna.
3.    Perubahan Sistem Sirkulasi
Dengan perkembangannya paru-paru, tekanan oksigen didalam alveoli meningkat. Sebaliknya, tekanan karbon dioksida turun. Hal-hal tersebut mengakibatkan turunnya resistensi pembuluh-pembuluh darah paru, sehingga aliran darah kearah tersebut meningkat. Ini menyebabkan darah dari arteri pulmonalis mengalir keparu-paru dan duktus arteriosus menutup. Dengan menciutnya arteria dan vena umbilikalis dan kemudian dipotongnya tali pusat, aliran darah dari placenta melalui vena kava inverior dan foramen ovale keatrium kiri dari paru-paru, tekanan diatrium kiri menjadi lebih tinggi daripada tekanan diatrium kanan, ini menyebabkan foramen ovale menutup. Sirkulasi janin sekarang berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup diluar badan ibu. 
4.    Perubahan Lain
Alat-alat penncernaan, hati, ginjal dan alt-alat lain mulai berfungsi.
C.    Keadaan Klinis Bayi Normal Segera sesudah Lahir
Pada waktu lahir bayi sangat sktif. Bunyi jantung dalam menit-menit pertama kira-kira 180x/menit yang kemudian turun sampai 140x/menit-120x/menit pada waktu bayi berumur 30 menit. Pernafasan cepat pada menit-menit pertama (kira-kira 80x/menit) disertai dengan pernafasan cuping hidung, retraksi suprasternal dan interkostal, serta rintihan hanya berlangsung 10-15 menit.
Kelanjutan keaktifan yang berlebih-lebihan ialah bayi menjadi tenang dan relatif tidak memberi reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dari dalam. Dalam keadaan ini bayi tertidur untuk waktu beberapa menit sampai 4 jam. Pada saat bayi pertama kali bangun dari tidurnya ia menjadi mudah terangsang dengan frekuensi bunyi jantung meningkat dan dengan perubahan warna, serta kadang-kadang dengan keluarnya lendir dari mulut. Sesudah masa ini dilampaui keadaan bayi mulai stabil, daya isap serta reflek telan mulai teratur.
D.    Rawat Gabung (rooming in)
Bila keadaan ibu dan bayi mengizinkan,bayi dirawat bersama ibu dalam satu kamar. Bayi ini pada waktu-waktu tertentu dikumpulkan dalam ruangan bayi yang berada didekat kamar ibu, supaya ibu dapat beristirahat dan tidur dengan tenang tanpa diganggu dengan tangis bayi. Kontak dengan para pengunjung perlu dihindari. Bidan/perawat yang merawat ibu dan bayi bertanggung jawab penuh terhadap bimbingan untuk ibu mengenai cara memberi minum (dengan air susu ibu atau dengan botol). Cara merawat bayi sehari-hari sampai dengan dapat dan cukup kuat melakukannya sendiri, serta cara mengetahui dan mengenal perubahan-perubahan yang terjadi pada bayi yang patut dicatat dan dilaporkan kepada dokter. Disamping itu seorang dokter harus melihat dan memeriksa bayi dalam rawat gabung setiap hari untuk mengetahui apakah bayi tersebut tetap dalam keadaan baik, atau perlu mendapat pengobatan tertentu, atau perlu dipindahkan ketempat perawatan bayi yang intensif. Keuntungan rawat gabung ialah mencegah/mengurangi infeksi-silang (cross-infection) dan loving and tender care dapat diberikan ibu kepada bayinya sejak lahir. Menurut para ahli jiwa hal ini sangat berarti bagi kehidupan dikemudian hari.
E.    Keadaan Yang Harus Diawasi Selama Bayi Dirawat
Bidan/perawat yang bekerja dibangsal bayi harus mengetahuin ciri-ciri bayi yang normal, supaya ia dapat mengenal segera perubahan tingkah lakunya dan kemajuan/kemunduran kesehatannya dan membuat catatan serta laporan kepada dokter. Hal ini sangat membantu dokter yang bekerja ditempat perawatan bayi untuk melakukan tindakan dan pemeriksaan yang perlu guna menolong bayi tersebut. Pengamatan ditujukan terhadap:
1.    Keadaan umum; bayi yang sehat tampak kemerah-mearahan, aktif, tonus otot baik, menangis kuat, minum baik, suhu tubuh 360c-370c. Hal-hal yang menyimpang dari keadaan ini dianggap tidak normal.
2.    Suhu tubuh paling kurang diukur satu kali sehari. Bila suhu rektal dibawah 36oc maka bayi ini harus diletakkan ditempat yang lebih panas. Misalnya incubator, disamping pemanasan harus pula dipikirkan kemungkinan bayi menderita infeksi. Suhu rektal diukur setiap ½ jam sampai suhu tubuh diatas 36oc.
3.    Menimbang berat badan sebaiknya dilakukan setiap hari. Dalam 3 hari pertama BB akan turun oleh karena bayi mengeluarkan air kencing dan meconium sedang cairan yang belum masuk belum cukup. Pada hari ke-4 BB akan naik lagi.
4.    Tinja yang berbentuk meconeum berwarna hijau tua yang telah berada disaluran pencernaan sejak janin berumur 16 minggu, akan mulai keluar dalam waktu 24 jam; pengeluaran ini akan berlangsung sampai hari ke 2-3. Pada hari ke-4 sampai hari ke-5 warna tinja mulai coklat kehijau-hijauan. Selanjutnya warna tinja akan tergantung dari jenis susu yang diminumnya. Misalnya bayi yang mendapat susu ibu, tinjanya akan berwarna kuning dan lembek. Defeksi mungkin 3 sampai 8 kali sehari. Bayi yang mendapat susu buatan tinjanya berwarna keabu-abuan dengan bau yang sedikit menusuk.
5.    Air kencing; bila kandung kemih belum kosong pada waktu lahir, air kencing akan keluar dalam waktu 24 jam. Yang harus dicatat ialah kencing pertama, frekuensi kencing berikutnya serta warnanya. Bila bayi tidak kencing atau kencingnya menetes dan tampak perubahan warna kencing, hal ini harus segera dilaporkan kepada dokter.
6.    Perubahan warna kulit; perlu diteliti pakah kulit tidak menjadipucat, kuning, biru atau timbul perdarahan dikulit seperi purpura, petekie, ekimosis, hematoma, infeksi pada kulit,edema dan lain-lain. Edema pada kulit kepala dapat terjadi oleh karena tekanan yang disebabkan oleh lilitan tali pusat dileher dan perdarahan subaponeurotik sebagai akibat ekstraksi vakum yang menyebabkan rupturnya vena-vena emisaria dan terjadi pengumpulan darah dijaringan longgar yang dilalui vena tersebut. Tanda-tanda perdarahan adalah pembekakan kepala yang asimetrik, batas pembengkakan yang tidak jelas, kadang terlihat bentuk muka yang aneh. Pada daerah pembengkakan terdapat pitting edema,kelainan ini dapat menyebabkan anemia, syok dan hiperbilirubinemia. Pembengkakan sementara pada kaki dan tangan juga dapat terjadi oleh karena tekanan dalam uterus. Edema umum terdapat pada bayi prematur, bayi ibu menderita diabetes militus dan pada sensibilisasi Rh yang berat. Penyebab edema yang lain adalah penyakit jantung bawaan dengan payah jantung, hipematremia, penyakit mitroy (limfedema bawaan), sindrom turner dan lain sebagainya.
7.    Pada perubahan pernafasan dicata frekuensi, dangkal/dalamnya pernafasan, apnu, nafas cuping hidung, retraksi, sela iga, substernal, suprasternal dan apakah gangguan pernafasan ini berhubungan dengan pemberian minum. Pada setiap gangguan pernafasan harus dilakukan foto paru.
8.    Hal-hal ini; bila bayi muntah, perlu dicatat jumlah, warna konsistensi yang dikeluarkan, cara muntah, apakah ada hubungannya dengan pemberian minum, gangguan disaluran pencernaan (atresia esofagi, atresia duodeni dan lain-lain).
F.    Perawatan Sehari-Hari
1.    Mata bayi harus selalu diperiksa untuk melihat tanda-tanda infeksi. Mata dapat dibersihkan dengan air steril, aqua destilata atau air garam fisiologis. Mata bayi yang ditutup oleh karena ia mendapat terapi sinar harus dibuka setiap kali bayi minum susu. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari infeksi mata. Muka sebaiknya diseka dengan air steril, terutama setiap sesudah minum susu.
2.    Mulut diperiksa untuk melihat kemungkinan infeksi dengan candida (oral thrush) kandidiasis merupakan suatu penyakit andemik ditempat perawatan bayi. (infeksi dapat berasal dari ibu, bidan/perawat, botol/dot). Bila ditemukan, hendaknya segera diobati dengan larutan gentianviolet 1% yang baru dibuat atau dengan larutan nystatin yang langsung diteteskan kemulut bayi.
3.    Kulit, terutama dilipatan-lipatan (paha, leher, dibelakang telinga dan ketiak) harus selalu bersih dan kering. Bagian-bagian tersebut harus bersih dari verniks kaseosa oleh karena verniks kaseosa ini media yang paling baik untuk kuman stafilokus.
4.    Tali pusat, pada umumnya tali pusat akan puput pada waktu bayi berumur 6-7 hari. Bila tali pusat belum puput (lepas) maka setiap sesudah mandi tali pusat harus dibersihkan dan dikeringkan. Caranya ialah dengan membersihkan pangkal tali pusat yang ada diperut bayi dan daerh sekitarnya dengan kain kasa yang dibasahi dengan zat antiseptik (betadine, alkohol 70%).
5.    Kain popok harus segera diganti setiap kali basah karena air kencing atau tinja. Pantat bayi dibasuh dengan air steril atau air bersih dan kemudian dikeringkan. Bila pantat selalu basah, kemungkinan lecet dan terjadi infeksi besar. Bila ditemukan hal yang demikian, bersihkan dengan air bersih ditambah dengan antiseptik, kemudian diobati dengan salep yang mengandung antibiotika dan anti jamur. Dalam keadaan ini sebaiknya suhu tubuh diukur diketiak atau dilipatan paha.
G.    Minuman Bayi
Kebutuhan cairan pada tiap-tiap bayi untuk mencapai kenaikan berat badan yang optimal berbeda-beda. Hari-hari petama berat badan akan turun oleh karena pengeluaran mekoneum dan masuknya cairan belum mencukupi.
H.    Air Susu Ibu (ASI)
Bayi normal sudah dapat disusui segera sesudah lahir. Lamanya disusui hanya untuk satu dua menit pada setiap payudara ibu. Dengan mengisapnya bayi terjadi perangsangan terhadap pembentukan air susu ibu dan secara tidak langsung rangsang isap membantu mempercepat pengecilan uterus. Walaupun air susu ibu yang berupa kolostrum itu hanya bisa diisap beberapa tetes, ini sudah cukup untuk kebutuhan bayi dalam hari-hari petama. Kadang-kadang ibu keberatan untuk menyusui bayinya pada hari pertama degan alasan ASI belum keluar. Dalam hal ini harus diberi penerangan sebaik-baiknya tentang maksud dan tujuan pemberian susu sedini-dininya. Pada hari ke-3 bayi sudah harus menyusu selama 10 menit pada mamma ibu dengan jarak waktu tiap 3-4 jam. Akan tetapi, apabila diantara waktu itu bayi menangis karena lapar, ia boleh disusui pada satu mammae secara bergantian. Dengan demikian kebutuhan “on de mand” dapat dipenuhi. Hal ini dapat dilaksanakan bila bayi dirawat bersama ibunya. Bayi yang pada permulaan minum “on de mand”, pada minggu-minggu berikutnya sudah dapat dipenuhi kebutuhannya dengan minum setiap 3-4 jam.
Pemberian ASI harus dianjurkan kepada setiap ibu yang melahirkan, karena:
1.    ASI yang pertama (kolostrum) mengandung beberapa benda penangkis (anti body) yang dapat mencegah infeksi pada bayi.
2.    Bayi yang minum ASI jarang yang menderita gastroenteritis.
3.    Lemak dan protein ASI mudah dicerna dan diserap secara lengkap dalam saluran pencernaan, ASI merupakan susu yang paling baik untuk pertumbuhan dan tidak mungkin bayi akan menjadi gemuk berlebihan dengan ASI (obese).
4.    Kemungkinan bayi menderita kejang oleh karena hipokalsemia sangat sedikit.
5.    Pemberian ASI merupakan jalan satu-satunya yang paling baik untuk mengeratkan hubungan ibu dan bayi, dan ini sangat dibutuhkan bagi perkembangan bayi yang normal terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan.
6.    ASI merupakan susu buatan alam yang lebih baik dari pada susu buatan manapun juga oleh karena itu mengandung benda penangkis (kolostrum mengandung 15 kali lebih banyak dari pada ASI). Suci, segar, murah, tersedia setiap waktu, dengan suhu yang sebaik-baiknya untuk diminum.

I.    Kontra Indikasi Untuk Minum ASI
Cracked nipple’ yang hebat, abses mamme, kangker payudara, ibu dengan penyakit jantung yang berat, ibu dengan penyakit jiwa dll merupakan kontra indikasi untuk menyusui bayi. Kelainan bentuk puting susu bukan merupakan kontra indikasi. Pengeluaran ASI dalam hal ini dapat dibantu dengan memakai “breast shield” atau dengan cara memompa ASI secara steril dan dimasukkan kedalam botol steril untuk kemudian diberikan kepada bayi. Pada kelainan bayi berupa labioskizis, palatokizis atau labiopalatokizis dapat diberi ASI langsung an payudara ibu.
Caranya:
Posisi minum setengah duduk, bila waktu minum bayi batuk, biru sesak nafas maka pemberian ASI harus dihentikan dulu dalamposisi yang sama ataudidudukkan.
Sesudah minum bayi didudukkan /disandarkan dibahu ibu untuk mengeluarkan udara selama 15-20 menit. Kemudian bayi ditidurkan setengah duduk atau tengkurap.
Bila cara diatas tidak mungkin dilakukan, maka ASI dapat dipompa dan dimasukkan panjang/dua dot dijadikan satu.

J.    Susu Buatan
Memberikan makanan buatan (artificial feeding) dapat dilakukan apabila terdapat kontra indikasi untuk menyusui, produk ASI sangat kurang atau tidak ada atau ibu tidak tersedia oleh karena takut kehilangan daya tarik atau karena bekerja diluar rumah. Oleh karena minuman buatan ini fuiasangsinya sebagai pengganti susu ibu,maka seterusnya akan disebut pengganti ASI.
1.    Menurut rasa:
a.    Manis, misalnya susu sapi di encerkan sendri,SGM,526, almiron ,marji manis, morinaga manis, isomil, enfamil, fitolak dll.
b.    Asam, misalnya camelpo2, eledon, dumex, cap bendera asam, pengganti asam sesudah diencerkan lebih tahan terhadap kontaminasi dari pada yg manis.
2.    Menurut PH cairan: di asamkan (acidified acidulated) dan tidak di asamkan (non acidified non acidulated) contoh dan sifat serupa pengganti ASI yang manis.
3.    Menurut kadar nutrien:
a.    Rendah lactosa, misalnya almiron, isomil sobec
b.    Rendah lemak misalnya eledon.
c.    Dengan lemak yang terdiri dari asam lemak dengan rantai c8-10 (medle decain triglyceridea atau MCT), misalnya portagen terutama untuk bayi dngan berat badan lahir rendah.
4.    Menurut sumber protein: dibuat dari kacang kedelai, misalnya sobee isomil. Umumnya bahan makanan ini tidak berasal dari susu dan digunakan untuk bayi yang alergik terhadap susu ibu atau susu sapi.
5.    Menurut maksud penggunaan: dimaksukan untuk makan bayi dengan gangguan atau penyerapan atau kelainan metabolik bawaan (inborn error ot metabolisme) misalnya lofenalac untuk bayi fenilketonuria, portagen untuk gangguan pencernaan lemak pada fibrosis sistika, nutramigen, sobec,isomil untuk bayi dengan galaktosamia dan sebagainya.
6.    Selanjutnya terdapat penggolongan berdasarkan komposisi nutrien yaitu adpted formula yang mempunyai nutrien serupa ASI (contohnya vitalac s-26) dan complete formula yaitu formula lain yang mengandung lengkap nutrien (contohnya: SGM, lactogen, enfamil, morinoga).







BAB III
ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI BARU LAHIR Ny “E” USIA 2 HARIN DENGAN
BCB SC DIRUANG RGT RSIA MUSLIMAT
JOMBANG

I.    PENGKAJIAN
Tgl: 24 Oktober 2011            Jam: 13.00 WIB
A.    Data Subyektif
Nama Bayi        : By. Ny. “E”
Umur        : 1 hari
Tgl/jam lahir    : 23 okt 2011, jam: 10.25 WIB
Jenis kelamin    : laki-laki
Berat badan    : 3250 gram
Panjang badan    : 51 cm
Lingkar kepala    : 35 cm

Nama ibu        : Ny. “E”            Nama ayah    : Tn. “H”
Umur        : 18 tahun            Umur        : 24 tahun
Suku/bangsa    : Jawa/Indonesia        Suku/bangsa    : Jawa/Indonesia
Agama        : Islam                Agama        : Islam
Pendidikan    : SMP                Pendidkan    : SMK
Pekerjaan        : Swasta            Pekerjaan    : Swasta
Alamat        : Badas 003/001 sumoblito

1.    Riwayat Penyakit Kehamilan
•    Pendarahan    : -
•    Pre eklamsai    : -
•    Eklamsia    : -
•    Penyakit kelamin: -
•    Lain-lain        : -



2.    Kebiasaan Waktu Hamil
•    Makanan    : Ibu mengatakan selama hamil makan 3x sehari dengan porsi kecil                     namun sering dengan menu nasi, lauk pauk (tempe, tahu, ikan laut, telur dan    daging), sayur-sayuran, buah-buahan serta tambahan susu.
•    Obat/jamu    : Ibu mengatakan tidak pernah minum jamu pada saat hamil muda maupun tua.
•    Merokok    : Tidak pernah
•    Aktifitas    : Ibu mengatakan saat hamil sedikit mengurangi pekerjaan rumah tangga    yang berat.

3.    Riwayat Persalinan dekarang
•    Jenis persalinan    : SC (sectio saesarea)
•    Ditolong oleh        : Dokter SPOG/Suparmin SPOG
•    Waktu/jam        : 09.00 WIB
•    Ketuban Pecah    : Spontan
•    Alasan dilakukan SC    : Portio Oedema
•    Penilaian bayi waktu lahir (assesment at birt) 1 menit dan 5 menit berikutnya:
    Tanda     0    1    2    Jmlh


menit
1    Frekuensi jantung
Usaha bernafas
Tonus otot

Reflek
Warna     [] tidak ada
[] tidak ada
[] lumpuh

[] tidak bereaksi
[] biru pucat    [.] <100
[.] lambat tak teratur
[] ext.reflek sedikit      dari anggota
[.]menangis
[] tubuh kemerahan tangan dan kaki biru    [] >100
[]baik, menangis
[] Gerakan aktif

[] Menangis kuat
[.] kemerahan seluruh tubuh   


7


menit
5    Frekunsi jantung
Usaha bernafas
Tonus otot

Reflek
warna
    [] tidak ada
[] tidak ada
[]lumpuh

[] tidak bereaksi
[] biru pucat    [] <100
[.] lambat tak teratur
[] Ext.reflek sedikit dari anggota
[] menangis
[] tubuh kemerahan tangan dan kaki biru    [.] >100
[] baik, menangis
[.] gerakan aktif

[.] menangis kuat
[.]kemerahan seluruh tubuh   


9

•    Resusitasi
    Penhisapan lendir    : ya        Rangsangan    : ya
    Ambubag        : tidak        Lamanya    : -
    Oksigen        : tidak        Lamanya    : -
    Therapy        : ya, penghangatan dengan lampu
    Keterangan         : untuk menghangatkan tubuh bayi sehingga bayi yidak hypothermi
    Lain-lain        : -
Menilai skor down: 1 berarti tidak gawat janin
Tanda     0    1    2
Frekuensi nafas
Retraksi
Sianosis

Ari entry

Merintih     [.] <60x/menit
[] tdk ada retraksi
[.] tdk ada sianosis

[.] udara masuk bilateral baik
[] tidak merintih    [] 60-80x/menit
[.] retraksi ringan
[] sianosis hilang dengan O2
[] penurunan ringan udara masuk
[] dapat didengar dengan stetoskop     [] >80x/menit
[] retraksi berat
[] sianosis menetap walaupun diberi O2
[] tidak ada udara masuk
[] dapat didengar tanpa alat bantu

Skor <4 tidak ada gawaat nafas
Skor 4-7 gawat nafas
Skor >7 ancaman gagal nafas
    (pemeriksaan gas darah harus dilakukan)

B.    Data Objektif
1.    Pemeriksaan fisik umum
a)    Keadaan umum    : baik
b)    Suhu        : 372oc
c)    Pernafasan    : 40x/menit
d)    HR            : 130x/menit
e)    Berat badan    : 3250 gram
f)    Panjang badan    : 51 cm

2.    Pemeriksaan fisik secara sistematis
a)    Inspeksi
    Kepala    : simetris, tumbuh rambut hitam, bersih tidak adakelainan, ubun-ubun datar.
    Muka    : kemerrahan, bersih tidak ada lanugo, terdapat bintik-bintik putih sisa lemak saat persalinan
    Mata    : simetris, conjungtiva merah muda, sklera putih, reflek pupil terhadap cahaya baik
    Telinga    : simetris, bersih, tidak ada serumen
    Hidung    : simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada sumbatan, tidak ada scret
    Mulut    : simetris, bibir kemerahan, tidak ada kelainan, tidak ada stomatitis, gusi merah muda
    Leher    : tidak tampak pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
    Dada    : simetris, puting susu menonjol, areola mamae kemerahan, tidak ada retraksi dinding dada
    Abdomen    : bersih, tali pusat lembek, belum kering, tidak ada pendarahan tali pusat, tali pusat diUCC dan dibungkus kasa
    Punggung    : simetris, tidak ada spinabivida, tidak ada pembengkakan atau cekungan
    Genetalia    : penis berlubang, testis sudah turun
    Anus    : anus berlubang, tidak atresia ani
    Ext. Atas/bawah: tidak ada kelainan kongenital extermitas atas atupun bawah
b)    Palpasi
    Kepala    : tidak ada oedema, tidak ada kelainan seperti chepal hematoma, caput seccudaneum, anansefalus dan hydrocefalus
    UUB/UUK    : belum menutup
    Muka     : tidak ada oedema
    Leher    :  tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tyroid
    Abdomen    : tidak ada nyeri tekan, tidak ada hematomegali
c)    Auskultasi
    Dada    : tidak ada ronchi/wheezing
    Abdomen    : peristaltik usus normal
d)    Reflek
    Reflek morro    : + (bisa menekuk dan terkejut)
    Reflek rooting    : + (bisa menoleh kearah sentuhan)
    Reflek swalowing    : + (menelan)
    Reflek baby sky    : + (menendang)
    Reflek sucking    : + (menghisap)

e)    Eliminasi
    Miksi    : 3x warna: (kuning jernih)
    Meconium    : 2x warna: (hitam/hijau kehitaman)
f)    Data Penunjang
    Golongan darah: Ibu    : B
Bayi    : O

II.    INTERPRESTASI DATA (Identifikasi Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan)
DX    : bayi Ny. “E” umur 2 hari dengan BCB SC BBLN
DS    : -
DO    : keadaan umum baik
          TTV    :
    BB        : 3250 gram
    PB        : 51 cm
    Suhu    : 37,20c
    RR        : 40x/menit
    Menangis kuat
    Gerak aktif
    Latihan ASI baik, 2 jam sekali
    Tali pusat terbungkus kasa steril
Masalah    : -
Kebutuhan    :
    Pertahankan suhu tubuh
    ASI exklusif
    Perawatan sehari-hari
    Kolaborasi dengan tim medis

III.    IDENTIFIKASI DIGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
IV.    IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
    ASI exklusive
    Kolaborasi dengan tim medis



V.    MERENCANAKAN ASUHAN YANG MENYELURUH
Tanggal    : 24 oktober 2011         jam    : 13.20 WIB

DX        : By. Ny. “E” umur 2 hari dengan BCB SC BBLN
Tujuan    : setalah dilakukan Asuhan Kebidanan 1x24 jam diharapkan kondisi bayi tetap stabil dan tetap terjaga kebutuhannya serta ibu dapat memahami cara perawatan bayi baru lahir yang benar.
Kriteria hasil:
    bayi dalam keadaan baik
    Keadaan umum baik
    TTV : suhu    : 36,50c-37,40c
    RR    : 40x/menit-60x/menit
    HR    : 120x/menit-160x/menit
    Menangis kuat
    Gerak aktif
    Kulit kemerahan
    BAB/BAK: +/+
Intervensi
1.    Lakukan pendekatan terapeutik dengan ibu dan keluarga
R/ terjalin hubungan kerja sama dan komunikasi yang baik antara ibu dan keluarga      dan tenaga kesehatan
2.    Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
R/ menghindari dari penularan infeksi
3.    Lakuakan observasi TTV
R/ mendeteksi sejak dini kemungkinan komplikasi/kelainan yang muncul
4.    Perawatan tali pusat, perawatan sehari-hari dan kehangatan bayi
R/ menghindari terjadinya infeksi, hygine bayi tetap terjaga dan menghindari terjadinya hypothermi
5.    Berikan ASI exklusive/PASI
R/ bayi mendapatkan ASI/PASI yang cukup
6.    Jelaskan cara menetei yang benar dan keunggulan ASI
R/ ibu dapat menetei dengan benar sehingga bayi bisa minum ASI dengan baik dan mudah dan ASI dapat meningkatkan imun
7.    Kolaborasi dengan tim medis
R/ menentukan tindakan yang akan dilakukan

VI.    IMPLEMENTASI

Hari/tanggal    pelaksanaan    TTD

24 oct 2011
Jam
13.30 WIB

    1.    Melakuakn pendekatan pada ibu dan keluarga dengan cara:
Memperkanalkan diri, menjelaskan tujuan yang akan dilakukan.
2.    Melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan dengan sabun dan air mengalir.
3.    Melakukan observasi TTV
4.    Merawat tali pusat dengan dibungkus kasa steril, menghangatkan bayi dengan lampu dan merawat bayi sehari-hari seperti:
    Memandikan bayi
    Membersihkan BAK/BAB dan mengganti popok
5.    Memberikan ASI eksklusive secara adekuat/susu pengganti (PASI) minimal 2 jam sekali
6.    Mengajarkan pada ibu cara menetei yang benar yaitu:
    Posisi ibu saat menyusui:
a)    Lengan ibu menopang kepala, leher dan seluruh badan bayi
b)    Mendekatkan tubuh bayi keibunya (muka kepayudara ibu)
c)    Ibu menyentuhkan puting susu kebibir bayi, menunggu sehingga mulut bayi terbuka lebar.
    Posisi bayi
Dagu menyentuh payudara ibu, mulut bayi mencakup seluruh areola mamae, bibir bawah menghisap kuat dan dalam secara perlahan.
7.    Melakuakn advis dokter
-    ASI exklusive   

VII.    EVALUASI
Tanggal: 25-10-2011         jam: 10.30 WIB

S    : -
O    : keadaan umum baik
    Suhu    : 37,50C
    RR    : 46x/menit
    HR    : 132x/menit
    Muntah    : -
    Kembung    : -
    BAB/BAK    : +/+
    Gerakan aktif
    Menangis kuat
    Ibu kooperatif dalam menetei bayinya dapat dilihat dari cara bayi menetek
A    : By. Ny “E” umur 3 hari dengan BCB SC BBLN
P    : implementasi dihentika
      Bayi KRS
    HE:
     ASI exklusive (0-6 bulan)
     Perawatan bayi sehari-hari
     Konseling tentang
-    Cara memandikan bayi
-    Perawatan tali pusat
-    Tanda-tanda bayi sakit
     Menjaga kehangatan bayi
     Mengajarkan ibu mengikuti program imunisasi
     Follow up 7 hari dan bila bayi ada keluhan pada tanggal 1 november 2011.















BAB IV
PENUTUP
1.    Kesimpulan
    Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir merupakan aspek penting pasca persalinan selain asuhan yang harus diberikan kepada ibu. Oleh sebab itu, asuhan kebidanan yang dilakuakn harus benar-benar cepat, aman dan tepat.
Setelah penulis melaksanakan praktek klinik di RSIA muslimat Jombang dan memberikan asuhan pada BBL secara langsung, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa penatalaksanaan yang dilaksanakan sudah sesuai dengan teori yamg penulis dapat selama studi dan dari beberapa referensi yang ada.
Beberapa contoh penatalaksaan yang sesuai misalnya untuk menghindari kehilangan panas tubuh pada bayi, maka bayi dirawat ditempat kering, jauh dari sinar/udara yang mudah masuk, serta digunakan penutup kepala dan bayi tersebut diletakkan dalam incubator yang disesuaikan/diatur suhu kamarnya dan juga dirawat gabung ibu dan bayinya. Selain itu juga dilaksanakannya perawatan tali pusat dengan prinsip kering dengan menggunakan kasa steril, tanpa memberikan alkohol ataupun betadine. Dengan tujuan menghindari infeksi yang mungkin akan terjadi pada bayi, serta mempercepat proses pengeringan.

2.    Saran
a.    Bagi Mahasiswa
•    Mempelajari lebih lanjut tentang teori yang berhubungan dengan asuhan pada BBL, sehingga mampu memberikan asuhan pada BBL secara komprehensif.
•    Belajar lebih lanjut cara praktek yang benar untuk lebih terbiasa.
b.    Bagi Petugas
•    Petugas memberikan asuhan yang komprehensif secara cepat, aman dan tepat
•    Petugas memberikan konseling kepada ibu/keluarga sehingga ibu atau keluarga mampu memberikan perawatan sendiri
•    Mengintropeksi kembali pelayanan yang kurang sesuai dan memperbaikinya untuk yang lebih baik lagi.








DAFTAR PUSTAKA


•    Prawihardjo, Sarwono,”buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal”, Jakarta, 2002
•    Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1985.

askeb persalinan normal

ASUHAN KEBIDANAN
PADA Ny. “M” DENGAN BERSALIN NORMAL
DI BPM KISWIYATI WAHYUNI Amd. Keb
BARING - JOMBANG









Disusun Oleh:
LIA ROMTIKA HAFID
7209026


PRODI D3 KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM
JOMBANG
2011


KATA PENGANTAR

    Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ny. “M” Pengan Bersalin Normal” di BPM Bidan Kiswiyati Wahyuni Bareng.
    Asuhan Kebidanan ini disusun sebagai tugas praktek klinik Akademik Kebidanan Darul ‘Ulum Jombang. Terselesainya penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak,  untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.    Bapak H. M. Zulfikar As’ad, MMR selaku penanggung jawab Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum Jombang.
2.    Ibu Hj. Sabrina Dwi Prihartini, SKM selaku K. Prodi D3 Kebidanan Jombang
3.    Ibu Murfi Hidamansyah SST sebagai pembimbing Akademik
4.    Ibu Kiswiyati Wahyuni Amd. Keb sebagai pembimbing praktek BPM Bareng.
5.    Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Laporan ini tidak lepas dari kesalahan, jadi kritik dan saran sangat diharapkan untuk
menyempurnakan laporan ini. Semua laporan ini berguna bagi pembaca dan penulis untuk menambah wawasan dan dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis.


Jombang, November 2011

      penulis







BAB I
PNDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Ada lima aspek dasar atau lima benang merah yang penting dansaling terkait dalam asuhan persalinan yang bersih dan aman. Berbagai aspek tersebut melekat pada setiap persalinan, baik normal maupun patologis. Lima benang merah tersebut adalah:
1.    Membuat keputusan klinik
2.    Asuhan sayang ibu dan sayang bayi
3.    Pencegahan infeksi
4.    Pencatatan (rekam medik) asuhan persalinan
5.    Rujukan

Lima benang merah ini akan selalu berlaku dalam penetalaksanaan persalinan, mulai dari kala satu hingga kala empat, termasuk penatalaksanaan bayi baru lahir.

B.    Tujuan
1.    Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek klinik kebidanan mahasiswa mampu melakukan asuhan pada ibu bersalin.
2.    Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan mahasiswa dapat:
a.    Melakukan pengkajian
b.    Mengidentifikasi diagnosa atau masalah yang berdasarkan data subjektif dan objektif
c.    Menentukan masalah potensial kemungkinan terjadi
d.    Menentukan kebutuhan segera
e.    Merencanakan tindakan yang akan dilakukan
f.    Melaksanakan perencanaan yang akan dilakukan
g.    Mendokumentasi






BAB II
LANDASAN TEORI
A.    Mekanisme Persalinan Biasa
Definisi :
    Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + urine) yang dapat hidup di dunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain.
    Persalinan (partus > labor) adalah proses pengeluaran produk konsepsi yang viable melalui jalan lahir biasa.
    Delivery adalah momentum kelahiran janin sejak kala II (akhir kala I)

1.    Kala Persalinan
Proses persalinan terdiri 4 kala yaitu :
Kala I     : waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap 10 cm
Kala II: kala pengeluaran janin waktu uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan meneran, mendorong janin keluar hingga lahir
Kala III    : waktu untuk pelepasan dan pengeluaran uri
Kala IV    : mulai dari pengeluaran uri selama 1-2 jam

a.    Kala I (kala pembukaan)
In partu (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody show), karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effesement).
Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran ketika serviks mendatar dan membuka.
Kala pembukaan dibagi atasdua fase yaitu:
1.    Fase Laten : dimana pembukaan serviks berlangsung lambat sampai pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7-8 jam.
2.    Fase aktif : berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 sub fase:
•    Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm
•    Peride dilatasi maksimat (steady) : selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.
•    Periode deselerasi: berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan jadi 2 cm atau lengkap.

Proses membukanya serviks disebut berbagai istilah:
Melembek(softening), menipis( thinned out), oblitrasi (oblitrated) mendatar dan tertarik keatas (effaced and taken up) dan membuka (dilatation)
    Fase-fase yang dikemukaan diatas di jumpai pada primigravida bedanya dengan mutigravida ialah:

Primi     Multi
Serviks mendatar (effacement) dulu, baru dilatasi berlangsung 13-14 jam     Mendatar dan membuka bisa bersamaan. Berlangsung 6-7 jam.

b.    Kala II (kala pengeluaran janin)
Pada kala pengeluaran janin, histerkoordinir kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janian telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah teknan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan rektum ibu merasa seperti ingin buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin akan lahirlah kepala, diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi 1 ½ - 2 jam, pada muilti ½ - 1 jam.

c.    Kala III ( kala pengeluaran uri)
Setelah bayi lahi, kontraksi rahim berkontraksi sebentar. Uterus teraba keras dengan hindus uteri setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri dalam 5-1 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan lahir sepontan atau dengan sedikit dorongan dari atas sympisis  atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 CC.

d.    Kala IV
Adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi lahir dan urilahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum.
Lamanya persalinan pada primi dan multi adalah :
    Primi     Multi
Kala I    13 jam     7 jam
Kala II    1 jam     ½ jam
Kala III    ½ jam     ¼ jam
Lama persalinan     14 ½ jam    7 ¾ jam

2.    Mekanisme Persalinan
Pada minggu-minggu terakhir persalinan segmen bawah rahim meluas untuk menerima kepala janin terutama pada primi dan juga pada multi pada saat-saat partus mulai. Untunglah bahwa hampir 96% janin adalah letak kepala.
Pada letak belakang kepala (LBK) dijumpai pula :
•    Ubun-ubun kecil kiri depan = 58 %
•    Ubun-ubun kecil kanan depan = 23 %
•    Ubun-ubun kecil kanan belakang = 11 %
•    Ubun-ubun keci kiri belakang = 8%
Kenapa lebih banyak letak kepala, dikemukakan 2 teori :
a.    Teori akomodasi: bentuk rahim memungkinkan bokong dan eksternitas yang volumenya besar berada diatas,dan kepala di bawah ruangan yang lebih sempit
b.    Teori gravitasi : karena kepala relatif besar dan berat, maka akan turun kebawah. Karena his yang kuat, teratur dan sering maka kepala janin turun memasuki PAP (engagement). Karena menyesuaikan diri dengan jalan lahir, kepala bertambah menekuk (fleksi maksimal) sehingga lingkar kepala yang memasuki panggul dengan ukuran yang terkecil.
c.    Diameter suboccipito-bregmatika= 9,5 cm.
d.    Sirkumferensi suboccipito-bregmatika= 32 cm.



























BAB III
ASUHAN KEBIDANAN
PADA Ny. “M” DENGAN BERSALIN NORMAL
DI BPM KISWIYATI WAHYUNI BARENG
JOMBANG

I.    PENGKAJIAN
Tanggal    : 22-11-2011            Jam    : 03.20 WIB

A.    Data Subyektif
1.    Identitas
Nama ibu    : Ny. “M”            Nama ayah    : Tn. “S”
Umur        : 30 tahun            Umur        : 40 tahun
Suku/bangsa    : Jawa/Indonesia        Suku/bangsa    : Jawa/Indonesia
Agama        : Islam                Agama        : Islam
Pendidikan    : SD                Pendidkan    : SD
Pekerjaan    : IRT                Pekerjaan    : Swasta
Alamat        : Dsn. Ngrimbi

2.    Anmnese
a.    Keluhan Utama
Ibu mengatakan perutnya terasa kenceng-kenceng (10.00 WIB) dan terasa pengen BAB kayak orang mencret, lendir darah (-), ketuban pecah tidak terasa.
b.    Riwayat Kehamilan Sekarang
•    Selama hamil periksa dibidan
•    Gerakan janin mulai dirasakan pada umur 4 bulan
•    Umur kehamilan 39-40 minggu
•    HPHT    : ?-02-2011    TP    : 04-12-2011 (hasil USG)
•    ANC: TM I    : 2x pada usia kehamilan 1-2 bulan
 TM II    : 2x pada usia kehamilan 5-6 bulan
 TM III    : 2x pada usia kehamilan 8-9 bulan
•    Status imunisasi T4
•    Keluhan dan therapy
TM I    : pusing (caviplek, B6,  novakalk)
TM II    : diare (etabion, likokalk)
TM III: batuk (salviplek, novakalk)



c.    Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu


G    Umur anak sekarang    Jenis kelamin    Jenis persalinan    Tempat persalinan    Penolong     Bayi
PB/BB    Nifas     Keadaan

I

II    
8 tahun

H A   
Perempuan

M I   
Spt. B

L   
BPM

   
Bidan

I   
49 cm/
3 kg
N   
-

I   
Baik

d.    Riwayat Menstruasi
•    Menarche    : umur 11 tahun
•    Siklus        : 7 hari, bau khas: anyir
•    Banyaknya    : 1-4 hari, 3 softex/hari, 5-7 hari 2 softek/hari
•    Disminorhea    : 1-3 hari
•    Warna darah    : 1-3 hari : merah dan banyak
  4-5 hari : coklat kekuningan
  6-7 hari : kuning agak keputihan
e.    Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti; DM, hypertensi, menahun seperti; asma, jantung, menular seperti; HIV/AIDS, dan tidak mempunyai keturunan kembar.
f.    Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit menurun seperti; DM, hypertensi, menahun seperti; asma, jantung, menular seperti; HIV/AIDS.
g.    Riwayat KB
Ibu mengatakan menggunakan KB suntik 3 bulan setelah kelahiran anak pertamanya.
h.    Pola Kebiasaan Sehari-Hari
1.    Pola nutrisi
•    Saat hamil        : makan : ± 3x/hari, porsi sedang, menu nasi, lauk dan sayur
   Minum : ± 6-7 gelas/hari, air putih, teh
•    Saat inpartu    : makan   : ± 2x/hari, porsi sedang, menu nasi, lauk sayur
  Minum  : ± 3-4 gelas/hari, air putih, teh, susu



2.    Pola istirahat dan tidur
•    Saat hamil        : Siang 13.00 WIB-14.00 WIB
  Malam 21.00 WIB-04.00 WIB
•    Saat inpartu    : Siang 13.00 WIB-14.00 WIB
  Malam 21.00 WIB-04.00 WIB
3.    Pola eliminasi
•    Saat hamil        : BAB 1x/hari
  BAK 6-7x/hari
•    Saat inpartu    : BAB ± 2-3x/hari
  BAK 6-7x/hari
4.    Pola seksualitas
•    Saat hamil        : kadang seminggu sekali
•    Saat inpatu    : tidak pernah
i.    Keadaan Psikososial
•    Hubungan ibu, suami, keluarga baik
•    Ibu mengharapkan anaknya nanti lahir dengan sehat dan selamat
•    Ibu merasa cemas dalam menghadapi persalinan
j.    Latar Belakang Sosial Budaya
•    Ibu tidak pernah mengkonsumsi jamu-jamuan
•    Mengadakan selamatan 6-7 bulan

B.    Data Objektif
1.    Pemeriksaan umum
•    Keadaan umum baik
•    Kesadaran composmentis
•    TTV: TD    : 120/80 mmHg        BB saat hamil    : 50 kg
          N    : 88x/menit            BB sekarang    : 51 kg
          S    : 370C                TB        : 155 cm
          RR    : 20x/menit            Lila        : 24 cm
2.    Pemeriksaan fisik
a)    Inspeksi
•    Kepala    : rambut hitam bersih, kepala tidak ada benjolan
•    Muka    : simetris, tidak pucat
•    Mulut    : simetris, mukosa lembab
•    Mata    : simetris, conjungtiva merah muda, sklera putih
•    Hidung    : simetris, bersih, tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping hidung
•    Telinga    : simetris, tidak ada serumen

•    Mamae    : simetris, puting menonjol, ASI belum keluar
•    Leher    : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tyroid
•    Abdomen    : pembesaran sesuai UK, adanya striae albican dan linea nigra
•    Alat genetalia    : tidak oedema, adanya bloody show
•    Anus        : tidak ada haemoroid
•    Ext. Atas/bawah    : simetris, tidak ada oedema, pergerakan normal

b)    Palpasi
•    Leher    : tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan vena jugularis
•    Payudara    : tidak ada benjolan abnormal, kolostrum belum keluar
•    Abdomen    :
-    Lepold I    : difundus teraba bulat dan tidak melenting (bokong) (TFU: 29 cm)
-    Leopold II    : teraba punggung janin pada sebelah kanan ibu, sebelah kiri ibu teraba bagian kecil bayi (PUKA)
-    Leopold III    : bagian terendah janin teraba bulat, keras, melenting (LETKEP)
-    Lepold IV    : bagian terendah janin sudah masuk PAP (divergen) (2/5)
c)    Auskultasi
•    Dada    : tidak ada wheezing/ronchi
•    Abdomen    : DJJ (+) (12-12-12) His: 4x45” dalam 10 detik
d)    Perkusi
•    Reflek patella ka/ki: +/+

3.    Pemeriksaan Dalam
Tanggal    : 22-11-2011        Jam    : 03.30 WIB
a.    Pembukaan    : 9 cm
b.    Efficement    : 75%
c.    Ketuban    : -
d.    Presentasi    : letak kepala
e.    Denominator    : UUK
f.    Penurunan kepala : H III+
4.    Pemeriksaan Penunjang
USG

II.    INTERPRESTASI DATA
DX    : G2P10001 UK 39-40 minggu tunggal, hidup, intra uteri dengan kala I fase aktif
DS    : ibu mengatakan perutnya sering kenceng-kenceng dan ibu terasa ingin BAB


DO    : keadaan ibu baik
          TTV : TD    : 120/80 mmHg        HPHT    : ?-02-2011
             N    : 88x/menit            TP    : 4-12-2011
             S    : 370C                DJJ    : 140x/menit
             RR    : 20x/menit            His    : 4x45” dalam 10 menit
Abdomen: Leopold I    : difumdus teraba bulat dan tidak melenting (bokong) (TFU: 29 cm)
 Leopold II    : sebelah kanan perut ibu teraba keras, memanjang seperti papan dan sebelah kiri perut ibu teraba bagian kecil janin.
Leopold III    : bagian terendah janin teraba bulat, melenting keras (kepala) letkep
                  Leopold IV    : bagian terendah janin sudah masuk PAP (2/5)
        Pemeriksaan dalam: VT Ǿ 9 cm, eff 75%, ketuban (-), letak kepala, hodge III+
Masalah        : cemas
Kebutuhan    : dukungan support
•    Latihan pernafasan
•    Konseling tentang persalinan
•    Observasi inpartu

III.    IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL
Tidak ada

IV.    KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA
Tidak ada

V.    MERENCANAKAN ASUHAN YANG MENYELURUH
Tujuan    : setelah dilakukan asuhan kebidanan dalam waktu 1x30 menit diharapkan ibu dapat masuk kala II
Kriteria hasil    : keadaan umum baik
•    Kesadaran composmentis
•    TTV : TD    : 110/80 mmHg-130/80 mmHg
      N    : 80-90x/menit
      S    : 36,50C-37,40C
      RR    : 16-24x/menit
      His    : < 3x35”x10’   
•    Ǿ lengkap dan bayi lahir spontan

Intervensi
1.    Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga melalui komunikasi terapeutik
R/ dengan melakukan pendekatan pada ibu maupun keluarga melalui komunikasi terapeutik diharapkan klien dan keluarga lebih kooperatif dan meningkat rasa saling percaya kepada petugas kesehatan.
2.    Lakukan observasi sesuai dengan partograf
R/ maupun parameter awal untuk mengetahui kondisi klien dan adanyakomplikasi
3.    Beri penjelasan pada pasien tentang keadaan saat ini
R/ ibu mengerti tentang keadaannya dan ibu dapat beradaptasi
4.    Anjurkan pada ibu untuk miring kiri dan membantu ibu mengambil posisi yang nyaman dan benar
R/ membantu proses penurunan kepala janin
5.    Pantau pengeluaran pervaginem dan lakukan pemeriksaan dalam sesuai dan indikasi
R/ dengan memantau pengeluaran pervaginem serta pemeriksaan dalam dapat mengetahui kemajuan persalinan.
6.    Anjurkan ibu untuk tetap mendapatkan nutrisi
R/ menambah energi, kekuatan pada ibu disaat meneran bila pembukaan sudah lengkap
7.    Anjurkan/bantu ibu untuk mengosongkan kandung kemih dan BAB
R/ kandung kemih yang penuh dapat menghambat turunnya kepala janin dan mengurangi kontraksi
8.    Lakukan persiapan alat, perlengkapan bayi dan bayi
R/ antisipasi dilakukan asuhan kebidanan kala II sebagai tindakan efektif dalam proses persalinan.

VI.    IMPLEMENTASI
Tanggal/jam    Pelaksanaan     TTD

03.30 WIB
Tgl
22-11-2011






03.40 WIB







03.45 WIB   
1.    Melakukan pendekatan pada ibu dan keluarga melalui komunikasi terapeutik agar terjadi adanya pendekatan pada petugas kesehatan
2.    Melakukan observasi sesuai dengan partograf
3.    Memberikan penjelasan pada ibu tentang keadaannya pada saat ini contohnya: keadaan janin, kondisi ibu dan pembukaan
4.    Menganjurkan pada ibu untuk miring kekiri, berjongkok untukmempercepat proses penurunan kepala janinin dan membantu ibu dalam posisi yang nyaman
5.    Memantau pengeluaran pervaginem danmelakukan pemeriksaan dalam sesuai dengan indikasi
6.    Menganjurkan ibu untuk tetap mendapatkan nutrisi agar disaat ibun pembukaan lengkap dapat mengejan dengan sempurna

7.    Menganjurkan pada ibu untuk mengosongkan kandung kemih agar tidak menghambat kontraksi dan penurunan kepala

8.    Mempersiapkan alat, perlengkapan bayi dan ibu    

VII.    EVALUASI
Tanggal: 22-11-2011            Jam: 03.50 WIB

KALA II

S    : ibu mengatakan sering kenceng-kenceng dan terasa sakit sampai menembus punggung dan teerasa ingin BAB
O    : keadaan umum baik
•    Kesadaran composmentis
•    TTV:   TD    : 120/80 mmHg
    RR    : 20x/menit
    Suhu    : 370C
    Nadi    : 88x/menit
    His    : 4x45” dalam 10 detik
    DJJ    : 148x/menit
    VT        : Ǿ 10 cm / eff 100% / letkep / UUK/HIII+ / ket (-)
A    : ibu masuk kala II
P    :
1.    Mengamati tanda dan gejala kala II (doran, teknus, perjol, vulka)
2.    Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial, mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan tabung suntik steril didalam partus set
3.    Mengenakan clemek plastik
4.    Melepaskan semua perhiasan dan mencuci tangan
5.    Memakai handcun pada tangan yang akan digunakan untuk pemeriksaan dalam
6.    Mengisap oksitosin 10 unit kedalam spuit
7.    Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas DTT
8.    Memlakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan lengkap
9.    Mendekontaminasi handscun kedalam larutan klorin 0,5%
10.    Memeriksa DJJ setelah kontraksi berakhir
11.    Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, membantu ibu dalam posisi yang nyaman dan memberikam semangat pada ibu saat ibu mulai meneran

12.    Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran

13.    Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran, jika ibu tidak mempunyai dorongan meneran anjurkan ibu untuk berjongkok, berjalan dan mengambil posisi yang nyaman

14.    Jika kepala bayi sudah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,meletakkan handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi

15.    Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, dibawah bokong ibu

16.    Membuka partus set

17.    Memakai handscun steril pada kedua tangan

18.    Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi. Letakkan tangan yang lain dikepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi, menganjurkan ibu meneran perlahan-lahan/bernafas cepat saat kepala lahir

19.    Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan kain/kasa yang bersih

20.    Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi

21.    Menunggu hingga kepala bayi malakukan putaran paksi luar secara spontan

22.    Setelah kepala bayi melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan dimasing-masing sisi muka bayi dan menariknya kearah bawah dan kearah keluar hingga bahu anterior muncul dibawah arkus pubis dan kemudian menarik kearah atas dan kearah luar untuk melahirkan bahu anterior

23.    Setelah kedua bahu lahir, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang berada dibagian bawah kearah perineum, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir dengan disangga tangan, gunakan lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan

24.    Tangan kiri memegang kepala bahu, lengan menyusuri sampai bokong

25.    Melakuakan penilaian selintas/sesaat

Bayi lahir spontan, tanggal: 22-11-2011    jam: 04.05 WIB
Apgar score: kemerahan seluruh tibuh, gerak aktif, menangis kuat, RR > 100x/menit
26.    Mengeringkan tubuh bayi
27.    Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus.

KALA III
            Tanggal: 22-11-2011        jam: 04-05 WIB
        S    : ibu mengatakan merasa lega dan senang bayinya lahir dengan selamat dan sehat
        O    : keadaan umum baik
-    Keadaan composmentis
-    Bayi lahir spontan pada jam: 04.05 WIB    tanggal: 22-11-2011
-    AS    : 8-9
-    BBL    : 2900 kg, PB    : 50 cm
        A    : masuk pada kala III
        P    :
28.    Memberitahu ibu bahwa ibu akan disuntik oksitosin, agar uterus berkontraksi dengan baik
29.    Memberikan suntik oksitosin 10 unit IM setelah 1 menit bayi lahir pada 1/3 paha atas bagian distal lateral ibu
30.    Setelah 2 menit pasca persalinan, menjepit tali pusat dengan klem kira2 3 cm dari pusat bayi, mendorong isi tali pusat kearah ibu dan jepit lagi 2 cm dari klem pertama
31.    Memotong tali pusat diantara 2 klem dengan dilindungi tangan dibawah tali pusat yang akan dipotong
32.    Mengikat tali pusat dengan benang steril
33.    Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat
34.    Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
35.    Meletakkan tangan diatas kain yang ada diperut ibu, tepat diatas tulang pubis untuk melakukan palasi, kontraksi dan menstabilakan uterus, memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain
36.    Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan tali pusat sejajar lantai sambil tangan yang lain mendorong uterus kearah belakang atas (dorso cranial) secara hati-hati
37.    Melakukan penegangan dan dorongan dorso cranial hingga plasenta terlepas, meminta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian keatas mengikuti poros jalan lahir (tetap melakukan tekanan dorso cranial)
38.    Saat plasenta terlihat diintroitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin (kemudian melahirkan dan menempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan)
39.    Setelah plasenta dan selaput ketuban lahir,melakukan masase uterus dengan meletakkan tangan diatas fundus dan melakukan masase dengan gerakan melingkar
40.    Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel keibu maupun janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa selaput ketuban lengkap dan utuh
41.    Mengevaluasi adanya laserasi

KALA IV
    Tanggal: 22-11-2011        Jam: 04.15 WIB
    S    : ibu mengatakan lega setelah plasentanya keluar
          O    : keadaan ibu baik
-    Kesadaran composmentis
-    Panjang tali pusat: ± 50 cm
-    Diameter ± 18 cm
-    Tebal ± 2 cm
    A    : masuk pada kala IV
          P    :
42.    Memastikan uterus berkontraksi dengan baik
43.    Membierkan bayi tetap kontak kulit dengan ibu ≤ 1 jam
44.    Setelah 1 jam, melakukan penimbangan/pengukuran bayi, tetes mata, vit. K disuntikkan pada paha bagian kiri
45.    Setelah 1 jam pemberian vit. K, kemudian berikan imunisasi hepatitis B dipaha bagian kanan
46.    Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan
47.    Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana cara melakukan masase
48.    Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
49.    Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit 1 jam pertama, 30 menit 2 jam kedua
50.    Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan spontan
51.    Menempatkan peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
52.    Membuang bahan yang terkontaminasi ketempat sampah yang sesuai
53.    Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT
54.    Memastikan ibu merasa nyaman dan menganjurkan pada keluarga untuk membantu memberi makan dan minum
55.    Mendekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
56.    Membersihkan handscun kedalam larutan klorin 0,5%
57.    Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
58.    Melengkapi partograf
EVALUASI
    Jam: 04.30 WIB        Tanggal: 22-11-2011
     S    : ibu mengatakan, ibu terasa lelah setelah menghadapi proses persalinan
    O    : TTV: TD    : 110/70 mmHg    - Kontraksi uterus baik, keras
            N    : 84x/menit        - Lochea rubra
            S    : 36,60C        - Jumlah perdarahan ± 150 cc
            RR    : 20x/menit        - TFU 1 jari dibawah pusat
    A    : Ny. “M” dengan 2 jam post partu
    P    : observasi ibu dan janin
•    Memantau perdarahan
•    Kontak dini ibu dan bayi
•    Konseling pada ibu
-    Bagaimana mencegah perdarahan
-    ASI exklusive
-    Mobilisasi dini
-    Tidak boleh tarak dengan makanan
-    Personal hygine

•    Follow up 1 minggu lagi untuk ibu dan bayinya pada tanggal 28 November 2011
•    Imunisasi hepatitis B




















BAB IV
PENUTUP

1.    Kesimpulan
Berdasarkan pengkajian kasus pada Ny. “M” didapatkan data subyektif dan objektif ibu dapat menjalankan proses persalinanannya dengan normal. Dari pengkajian tersebut penulis dapat mendiagnosa Ny. “M” G2P100001 UK 39-40 minggu, tunggal, hidup, intra uteri dengan kala I fase aktif.
Pada Ny. “M” dilakukan intervensi antara lain: pendekatan pada ibu, observasi sesuai partograf, memantau kemungkinan adanya tanda-tanda gejala kala II, asupan nutrisi, setelah dilakukan intervensi, penulis mengimplementasikan mulai dari kala I sampai dari kala II.
Implementasi yang dilakukan pada Ny. “M” dapat terlewatkan dengan baik, atas kerja sama klien, keluarga dan tenaga kesehatan.

2.    Saran
a.    Bagi mahasiswa
•    Mempelajari lebih lanjut tantang teori yang berhubungan dengan asuhan kebidanan pada persalinan sehingga dapat menerapkan dan memberikan asuhan pada ibu dengan komprehensif
•    Belajar lebih lanjut cara praktek yang benar untuk lebih terbiasa
b.    Bagi petugas
•    Petugas memberikan asuhan yang komprehensif secara cepat, aman dan tepat
•    Mengintropeksi kembali pelayanan yang kurang sesuai dan memperbaikinya untuk yang lebih baik lagi.






















    DAFTAR PUSTAKA



Mochtar, Rustam. “Sinopsis Obstetri”, edisi 2

Buku Acuan Dan Panduan “Asuahan Persalinan Normal Dan Inisiasi Menyusui Dini”.2008

askeb BBLR dan RDS

ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYAI Ny “W” UMUR 2 HARI DENGAN BBLR DAN RDS
DIRUANG NEONATUS RSIA MUSLIMAT
JOMBANG









Disusun Oleh:
LIA ROMTIKA HAFID
7209026


PRODI D3 KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM
JOMBANG
2011


KATA PENGANTAR

    Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan pada By. Ny “W” diruang Neonatus Muslimat Jombang.
    Asuhan Kebidanan ini disusun sebagai tugas praktek klinik Akademik Kebidanan Darul ‘Ulum Jombang. Terselesainya penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak,  untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.    Bapak H. M. Zulfikar As’ad, MMR selaku penanggung jawab Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum Jombang.
2.    Ibu Hj. Sabrina Dwi Prihartini, SKM selaku K. Prodi serta pembimbing akademik D3 kebidanan Darul ‘Ulum.
3.    Ibu Umi Sriwatin Amd. Kep selaku pembimbing ruangan
4.    Ibu Tutik Junaidah Amd. Keb selaku kepala ruangan
5.    Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Laporan ini tidak lepas dari kesalahan, jadi kritik dan saran sangat diharapkan untuk
menyempurnakan laporan ini. Semua laporan ini berguna bagi pembaca dan penulis untuk menambah wawasan dan dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis.


Jombang, November 2011

      penulis






BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Menurut survei, demografi dan kesehaan Indonesia 2002-2003 angka kematian Neonatal 20/1000 kelahiran hidup. Dalam satu tahun sekitar 89000 bayi usia satu hari meninggal artinya setiap menit ada satu bayi meninggal penyebabutamanya adalah kematian Neonatal dengan BBLR (29%) dan asfiksia (27%).
BBLR terdiri atas BBLR kurang bulan, BBLR cukup bulan dan BBLR lebih bulan, BBLR kurang bulan. Khususnya BBLR dengan kehamilan kurang dari 35 minggu, umumnya mengalami penyulit seperti gangguan nafas, ikhterus, infeksi dan lain-lain.
BBLR cukup bulan atau lebih bulan umumnya memiliki organ tubuh matur sehingga perawatannya tidak terlalu bermasalah, mereka hanya membutuhkan kehangatan, nutrisi dan pencegahan infeksi, ketiga kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dengan perawatan teknologi tepat guna dirumah oleh orang tuanya.
Masalah yang sering timbul pada BBLR adalah hipotermi, hipoglikemi, hiperbilirubinia, infeksi dan gangguan minum.

B.    Tujuan
1.    Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek klinik kebidanan mahasiswa melakukan asuhan kebidanan pada kasus BBLR secara komprehensif
2.    Tujuan Khusus
Setelah melauikan asuhan kebidanan mahasiswa dapat :
a.    Memahami pengkajian pada kasus BBLR
b.    Melaksanakan pengkajian pada kasus BBLR
c.    Mengidentifikasi diagnosa/ masalah kebidanan berdasarkan data subjektif dan data objektif
d.    Menentukan masalah potensial yang mungkin terjadi
e.    Menentukan kebutuhan segera
f.    Merencanakan tindakan yang akan dilalukan untuk menanggulangi  kasus BBLR
g.    Melaksanakan perencanaan yang telah ditentukan
h.    Mendokumentasikan secara benar.



BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
1.    Definisi dan beberapa istilah
WHO (1961) mengganti istilah bayi prematur dengan bayi berat badan lahir rendah (BBLR), karena disadari tidak semua bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gr pada waktu lahir bukanbayi prematur
a)    Prematuritas Murni
Adalah bayi lahir pada kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan yang sesuai
b)    Small for date (SFD) atau kecil untuk masa kehamilan (KMK) adalah bayi yangberat badannya kurang dari seharusnya umur kehamilan
c)    Retardasi pertumbuhan janin Intra uterin
adalah bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai dengan tuanya kehamilan
d)    Light for date sama dengan Small for date
e)    Dismaturitas
Adalah suatu syndrom klinik dimana terjadi ketidak seimbangan antara pertumbuhan janin dengan lanjutnya kehamilan atau bayi-bayi yang lahir dengan berat badan tidak sesuai dengan tuanya kehamilan. Atau bayi dengan gejala intra uterine or wasting.
f)    Large for date
Adalah bayi yang dilahirkan lebih besar dari seharusnya tua kehamilan, misalnya pada diabetes mellitus. (Mochtar, Rustam “Sinopsis Obstetri” edisi 2).


Berat badan lahir rendah (BBLR) dibagi menjadi dua golongan:
1.    Dismaturitas
Bayi lhir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intra uterin dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya (KMK)
2.    Prematuritas Murni
Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut Neonatus kuarang bulan- sesuai untuk masa kehamilan (NBK- SMK).
a)    Penyebab Prematuritas Murni
1)    Faktor ibu
•    Usia
•    Keadaan sosial-ekonomi
•    Penyakit
2)    Faktor Janin
Hidramnion, kehamilan ganda umumnya akan mengakibatkan lahir bayi BBLR.
b)    Penyakit Bayi Prematur
1)    Syndrom Gangguan Pernafasan Idiopatik
Disebut juga penyakit Membran Hialin karena pada stadium terakhir akan terbentuk membran hialin yang melapisi alveolus paru
2)    Pneumonia Aspirasi
Sering ditemukan pada prematur, karena reflek menelan dan batuk belum sempurna, penyakit ini dapat dicegah dengan perawatan yang baik.
3)    Perdarahan Intraventikular
Perdarahan spontan diventrikel otak lateral biasanya disebabkan oleh karena anoksia otak.
4)    Fibroplasia Retrolental
Penyakit ini biasanya disebabkan oleh gangguan oksigen yang berlebihan.
5)    Hiperbilrubinemia
Penyakit ini disebabkan faktor kematangan hepar sehingga konjugasi billirubin indirek menjadi billirubin direk belum sempurna. (Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, jilid 3; 1985).


2.    Etiologi
Sering faktor penyebabnya tidak diketahui ataupun kalau diketahui faktor penyebabnya tidaklah berdiri sendiri antara lain adalah:
-    Faktor genetik atau kromosom
-    Infeksi
-    Bahan toksik
-    Radiasi
-    Insufisiensi atau disfungsi plasenta
-    Faktor nutrisi
-    Faktor-faktor lain seperti merokok, peminum alkohol, bekerja berat seperti hamil, plasenta previa, kehamilan ganda, obat-obatan dan sebagainya.





3.    Diagnosis dan Gejala Klinik
•    Sebelum bayi lahir
a.    Pada anamnese sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus prematurus dan lahir mati.
b.    Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan
c.    Pergerakan janin yang pertama (quickening) terjadi lebih lambat, gerakan janin lebih lambat walaupun kelahirannya sudah agak lanjut
d.    Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut yang seharusnya
e.    Sering dijumpai kehamilan dengan oligohidramnion atau bisa pula dengan hidramnion; hiperemesis gravidarum dan pada hamil lanjut dengan toksemia gravidarum atau perdarahan antepartum
•    Setelah bayi lahir
a.    Bayi dengan retardasi petumbuhan intra uterin
Secara klasik tampak bayi yang kelaparan,tanda-tanda bayi ini adalah tengkorak kepala keras, gerakkan bayi terbatas, verniks kaseosa sedikit atau tidak ada, kulit tipis, kering, berlipat-lipat, mudah diangkat, abdomen cekung atau rata, jaringan lemak dibawah kulit sedikit, tali pusat tipis, lembek dan berwarna kehijauan.
b.    Bayi prematur yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu
Verniks kasiosa ada, jaringan lemak bawah kulit sedikit, tulang tengkorak lunak mudah bergerak, muka seperti boneka (doll-like). Abdomen buncit, tali pusat tebal dan segar,menangis lemah, tonus otot hipotoni, dan kulit tipis, merah dan transparan.
c.    Bayi small for date sama dengan bayi retardasi pertumbuhan intra uterine.
d.    Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya, karena itu sangat peka terhadap gangguana pernapasan, infeksi, tarauma kelahiran, hipotermi dan sebagainya. Pada bayi kecil untuk masa kehamilan (small for date) alat-alat dalam tubuh lebih berkembang dibandingkan dengan bayi prematur berat badan sama, karena itu akan lebih mudah hidup diluar rahim, namun tetap lebih peka terhadap infeksi dan hipotermi dibandingkan dengan bayi matur dengan berat badan normal.

4.    Perwatan Bayi Berat Badan Lahir Rendah
Yang perlu diperhatikan adalah pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan dan siap sedia dengan tabur oksigen. Pada bayi prematur makin pendek masa kehamilan, makin sulit dan banyak persoalan yang akan dihadapi dan makin tinggi angka kematian perinatal. Biasanya kematian disebabkan oleh gangguan pernafasan, infeksi, cacat bawaan, dan trauma pada otak.
a.    Pengaturan suhu lingkungan
Bayi di masukkan inkubator dengan suhu yang diatur:
-    Bayi berat badan dibawah 2 kg 35oC
-    Bayi berat badan 2 kg sampai 2,5 kg 34oC
Suhu inkubator diturunkan 1oC setiap minggu sampai bayi dapat ditempatkan pada suhu lingkungan sekitar 24-27oC.

b.    Makanan bayi berat badan lahir rendah
Umumnya bayi prematur belum sempurna refleks menghisap dan batukknya, kapasitas lambung masih kecil, dan daya enzim pencernaan, terutama lipase masih kurang. Makamanan diberikan dengan pipet sediki-sedikit namun lebih sering. Sedangkan pada bayi small for date sebliknya kelihatan seperti orang kelaparan, rakus minum dan makan. Yang harus diperhatikan adalah terhadap kemungkinan terjadinya pneumonia aspirasi.

5.    Prognosis Bayi Berat Badan Lahir Rendah
Kematian prinatal pada bayi berat badan rendah 8 kali lebih besar dari bayi normal pada umur kehamilan yang sama.
Prognosis akan lebih buruk lagi bila berat badan lebih makin rendah. Angka kematian yang tinggi terutama disebabbkan oleh seringnya dijumpai kelainan komplikasi neonatal seperti asfiksia, apirasi pneumonia, perdarahan intrakranial dan hipoglikemi. Bila bayi ini selamat kadang-kadang dijumpai kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan biacara, IQ rendah, dan gangguan lainnya.





















BAB III
ASUHAN KEBIDANAN
By. Ny “W” UMUR 2 HARI DENGAN BBLR DAN RDS
DIRUANG NEONATUS RSIA MUSLIMAT
JOMBANG



No. Reg        : 06-26-55
Ruangan        : Neonatus
Tgl. Pengkajian    : 7-11-2011 jam: 09.30 WIB
Tanggal MRS    : 06-11-2011   

I.    PENGUMPULAN DATA
A.    Data Subyaktif
1.    Identitas/Biodata
Nama Bayi        : By. Ny. “W”
Umur        : 2 hari
Tgl/jam lahir    : 06 Nov 2011, jam: 21.32 WIB
Jenis kelamin    : perempuan
Berat badan    : 1480 gram
Panjang badan    : 41 cm

Nama ibu        : Ny. “W”            Nama ayah    : Tn. “H”
Umur        : 42 tahun            Umur        : 44 tahun
Suku/bangsa    : Jawa/Indonesia        Suku/bangsa    : Jawa/Indonesia
Agama        : Islam                Agama        : Islam
Pendidikan        : SI                Pendidkan    : SI
Pekerjaan        : Swasta            Pekerjaan    : Karyawan BRI
Alamat        : Griya Indah 1/6

2.    Anamnese
a)    Riwayat Penyakit Kehamilan
•    Perdarahan    : -
•    Pre Eklamsia    : ya
•    Eklamsia    : -
•    Penyakit Kelamin: -

•    Lain-lain         : ibu mempunyai penyakit menurun yaitu asma dan hypertensi
   
b)    Riwayat Kehamilan Sekarang
G4P20012 UK 35 minggu, tunggal, hidup, intra uteri, inpartu kala I dengan empending eclampsia
c)    Kebiasaan Waktu Hamil
•    Makanan        : -
•    Obat-obatan/jamu    : -
•    Merokok        : -
•    Lain-lain        : -
d)    Riwayat Penyakit Keluarga
Didalam keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit menular, menahun, tapi ada yang mempunyai penyakit menurun yaitu asma dan hypertensi.
e)    Riwayat Penyakit Sekarang
•    Jenis persalinan    : SC
•    Ditolong oleh    : dr. Henny SPOG
•    Atas indikasi    : empending eclampsia
•    Ketuban pecah    : + (jernih)
•    Komplikasi persalinan:
-    Ibu    : -
-    Bayi    : BBLR
f)    Riwayat Neonatal
1.    Riwayat penyakit sekarang
Bayi lahir langsung menangis, lahir secara SC atas indikasi empending eclampsia pada tanggal 06-11-2011, jam: 21-32 WIB, BB: 1480 gram, PB: 41 cm, LK: 30 cm, bayi dibawa keruang Neonatus karna bayi dalam keadaan BBLR, sianosis dan adanya retraksi dinding dada dan cuping hidung.
2.    Keadaan bayi baru lahir
•    Lahir    : langsung menangis
•    Berat badan    : 1480 gram
•    ASI/PASI    : -
•    Nilai apsgar dan down skor








Apsgar skor

    Tanda     0    1    2    Jmlh


menit
1    Frekuensi jantung
Usaha bernafas
Tonus otot
Reflek
Warna     [] tidak ada

[] tidak ada
[] lumpuh
[] tidak bereaksi
[] biru pucat    [] <100

[.] lambat tak teratur
[.] ext.flexi  sedikit     
[.] gerakan sedikit
[] tubuh kemerahan tangan dan kaki    [.] >100

[] Menangis kuat
[] Gerakan aktif
[] Menangis
[.] kemerahan seluruh tubuh   


7



menit
5    Frekuensi jantung
Usaha bernafas
Tonus otot
Reflek
warna
    [] tidak ada

[] tidak ada
[]lumpuh
[] tidak bereaksi
[] biru pucat    [] <100

[] lambat tak teratur
[.] Ext.reflek sedikit
[.] gerakan sedikit
[] tubuh kemerahan tangan dan kaki    [.] >100

[.] Menangis kuat
[] gerakan aktif
[] menangis
[.]kemerahan seluruh tubuh   


8


Score Down
Tanda     0    1    2
Frekuensi nafas
Retraksi
Sianosis

Ari entry

Merintih     [.] <60x/menit
[] tdk ada retraksi
[] tdk ada sianosis

[.] udara masuk bilateral baik
[.] tidak merintih    [] 60-80x/menit
[.] retraksi ringan
[] sianosis hilang dengan O2
[] penurunan ringan udara masuk
[] dapat didengar dengan stetoskop     [] >80x/menit
[] retraksi berat
[.] sianosis menetap walaupun diberi O2
[] tidak ada udara masuk
[] dapat didengar tanpa alat bantu

Skor <4 tidak ada gawaat nafas
Skor 4-7 gawat nafas
Skor >7 ancaman gagal nafas
    (pemeriksaan gas darah harus dilakukan)



3.    Resusitasi
    Penhisapan lendir    : ya        Rangsangan    : ya
    Massage jantung    : tidak        Lamanya    : -
    Oksigen        : tidak        Lamanya    : -
    Therapy        : incubator
    Keterangan         : untuk menghangatkan tubuh bayi sehingga bayi tidak terjadi hypothermi
    Lain-lain        : -
B.    Data Objektif
1.    Pemeriksaan fisik umum
a)    Keadaan umum    : cukup
b)    Suhu        : 371oc
c)    Pernafasan    : 58x/menit
d)    Berat badan    : 1480 gram
e)    Panjang badan    : 41 cm

2.    Pemeriksaan fisik secara sistematis
a)    Inspeksi
    Kepala    : simetris, tidak ada caput, rambut hitam tipis
    UUB/UUK    : belum menutup
    Muka    : simetris, tidak pucat
    Mata    : simetris, tidak ada scret, conjungtiva merah muda, mata sudah dapat membuka
    Telinga    : simetris, daun telinga tipis dan lunak, tidak ada kotoran, tidak ada lesi
    Mulut    : simetris, tidak ada kelainan, bibir lembab dan merah, terpasang NGT
    Hidung    : simetris, tidak ada kelaianan, tidak ada scret, tidak ada pernafasan cuping hidung, terpasang O2 CPAP
    Leher    : simetris, tidak tampak pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
    Dada    : simetris, puting susu sudah terlihat, ada retraksi dinding dada
    Tali pusat    : bersih, lembab, tidak ada perdarahan
    Punggung    : tidak ada lesi, adanya lanugo, tidak ada kelainan kongenital
    Genetalia    : labia mayora belum menutupi labia minora, vagina berlubang
    Anus    : anus berlubang, tidak atresia ani
    Ext. Atas/bawah: simetris,  tidak ada kelainan kongenital extermitas atas atupun bawah seperti polidaktil, sindaktil dll, tangan sebelah kanan terpasang infus
    Kulit    : kulit tipis, lanugo +, tidak adalesi, warna kemerahan
b)    Palpasi
    Kepala    : UUB/UUK terasa empuk (belum menutup)
    Leher    :  tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tyroid
    Abdomen    : tidak ada pembesaran hepar
c)    Auskultasi
    Dada    : tidak ada ronchi/wheezing
    Abdomen    : bising usus normal
d)    Reflek
    Reflek morro    : bisa, dapat diketahui saat dikagetkan dengan menepuk tangan maka bayi akan kaget
    Reflek rooting    : bisa, dapat dilihat saat menyentuh pipi bayi, maka bayi akan menoleh
    Reflek walking    : tidak bisa (seperti berjalan)
    Reflek graps    : bisa, dapat diketahui saat tangan kita disentuhkan pada tangan bayi, maka dengan sendirinya bayi akan menggenggam
    Reflek sucking    : bisa, dapat dilihat saat bayi diberi setetes susu dan dia dapat menghisapnya
    Reflek tonic neck    : tidak bisa (mengangkat kepala/leher)

e)    Antopometri
Lingkar kepala:
•    SOB    :28 cm
•    FO        : 30 cm
•    MO    : 32 cm
•    BBL    : 1480 gram
•    PBL        : 41 cm

f)    Eliminasi
    BAB    : (+) 2-3x/hari, meconium warna hitam
    BAK    : (+) 3-4x/hari, warna kuning jernih


g)    Data Penunjang
Tanggal: 7 November 2011
    HB        : 16,5 g/dl
    Leokosit    : 24.100/cmm
    Hematoksit    : 50%
    Trombosit    : 243.00/cmm
    Gol. Darah    :
Ibu    : B
Bayi    : O

h)    Therapy
    Thermoregulasi
    O2 C.PAP
    Inj. Taxegram 2x100 gram
    Neo. K 1 gram
    D 10% 40 cc/24 jam

II.    INTERPRESTASI DATA
DS    : -
DO    : keadaan cukup
•    Gerakan lemah        TTV    : RR    : 58x/menit
•    Tangis lemah                  S    : 37,1oC
•    Sianosis, sesak              BBL    : 1480 gram
•    Warna kulit kemerahan          PBL    : 41 cm
•    Retraksi dinding dada              LK    : 30 cm
•    Retensi 3 cc, lendir              HR    : 149x/menit
Masalah    : -
Kebutuhan    : thermoregulasi
•    Nutrisi
•    Oksigen
•    Kolaborasi
III.    IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Diagnosa    : BBLR dan RDS (respiraty distress syndrom)
Potensial    : gagal nafas, hipothermi, infeksi, hipoglikemi, ichterus



IV.    IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA
•    Nutrisi
•    Oksigen
•    Kolaborasi dengan dokter

V.    MERENCANAKAN ASUHAN YANG MENYELURUH
Diagnosa    : By. Ny. “W” umur 2 hari dengan BBLR dan RDS
Tujuan    : setelah dilakukan tindakan 1x24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi  terpenuhi dan tidak terjadi masalah-masalah yang menyertai.
Kriteria    : berat badan bayi meningkat
•    HR        : 120-160x/menit
•    Suhu    : 36,50C-37,40C
•    RR        : 40-60x/menit
•    Tidak sianosis
•    Menangis kuat
•    Gerak aktif
•    Kulit kemerahan
•    BAB/BAK    : +/+

Intervensi
1.    Lakukan pendekatan terapeutik dengan ibu dan keluarga
R/ terjalin hubungan kerja sama dan komunikasi yang baik antara ibu, keluarga dan  tenaga kesehatan
2.    Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
R/ menghindari dari penularan infeksi
3.    Lakukan observasi TTV
R/ mendeteksi sejak dini kemungkinan komplikasi/kelainan yang muncul
4.    Berikan oksigen
R/ membantu meringankan pernafasan
5.    Perawatan tali pusat, perawatan sehari-hari dan kehangatan bayi
R/ menghindari terjadinya infeksi, hygine bayi tetap terjaga dan mencegah terjadinya hypothermi
6.    Berikan ASI/PASI bila keadaan bayi sudah stabil
R/ memenuhi kebutuhan nutrisi bayi dan dapat meningkatkan tiumbang bayi
7.    Kolaborasi dengan tim medis
R/ pemberian therapy




VI.    IMPLEMENTASI

HARI/TANGGAL   
PELAKSANAAN   
TTD

Senin
07-11-2011
Jam
12.30 WIB    1.    Melakukan pendekatan pada ibu dan keluarga dengan cara: memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan yang akan dilakukan.
2.    Melakuakn cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan dengan sabun dan air mengalir
3.    Melakukan observasi TTV
4.    Memberikan O2 C. PAP BBLR dan RDS untuk membantu meringankan pernafasan
5.    Merawat tali pusat dengan dibungkus kasa steril, menghangatkan bayi kedalam incubator, merawat bayi sehari-hari seperti:
•    Memandikan bayi
•    Membersihkan BAB/BAK dan mengganti pempes
6.    Memberikan ASI exclusive secara adekuat/susu pengganti (PASI) minimal 2 jam sekali apabila bayi sudah stabil
7.    Melakukan advis dokter   


VII.    EVALUASI
Tanggal    : 07-11-2011        Jam    : 13.45 WIB

S    : -
O    : keadaan umum cukup        Therapy: O2 C. PAP
•    Menangis lemah                    Incubator
•    Gerak lemah                    Inj. Taxegram 2x100 mg
•    Sianosis                        AA 6% : 25 cc
•    Retraksi dinding dada                D 10% : 160 cc/24 jam
•    Retensi 3 cc, lendir
•    TTV: RR    : 50x/menit
  S    : 37,10C
  HR    : 132x/menit
•    BAB/BAK    : +/+
•    Kembung    : -
•    Muntah    : -
•    Bayi dipuasakan



A    : By. Ny. “W” umur 2 hari dengan BBLR dan RDS
P    : bayi dipuasakan
•    Menyeka bayi
•    Mengganti pempes apabila BAB/BAK
•    Observasi tiap 2 jam sekali
•    Kolaborasi dengan dokter

Catatan Perkembangan
        Tanggal    : 08-11-2011        Jam    : 12.30 WIB

S    : -
O    : keadaan umum cukup        Therapy    : Incubator   
•    Gerakan aktif                       O2 C. PAP
•    Tangis kuat                      D 10% : 160 cc/24 jam
•    Retraksi dinding dada                  Elextrolit
•    TTV: RR    : 46x/menit                    Nacl 3% : 15 cc
          S    : 36,80C                    pot clor 3cc
•    Retensi 3 cc lendir                    Ca. Gluconas 15 cc
AA 6% : 25 cc
Sonde PASI 2,5 cc tiap 2 jam sekali
A    : By. Ny. “W” umur 3 hari dengan BBLR dan RDS
P    :      Nutrisi
•    Menyeka bayi
•    Mengganti pempes apabila BAB/BAK
•    Observasi tiap 2 jam sekali
•    Kolaborasi dengan dokter

Catatan Perkembangan
        Tanggal    : 09-11-2011        Jam    : 22.00 WIB

S    : -
O    : keadaan umum cukup        Therapy    : D 10% : 160 cc/24 jam
•    Gerak aktif                      O2 C. PAP aff
•    Menangis kuat                      Sonde 2,5 cc tiap 2 jam sekali
•    BAB/BAK: +/+                      Lipid 20% : 20 cc
•    Retensi    : -                      Elektrolit


•    TTV: RR: 60x/menit                    Nacl 3% : 15 cc
     S    : 370C                        Pot clor 3 cc
                            Ca gluconas 15 cc
                            AA 6% : 2,5 cc
A    : By. Ny. “W” umur 4 hari dengan BBLR
P    :    Nutrisi (ASI/PASI)
•    Menyeka bayi
•    Mengganti pempes apabilaBAB/BAK
•    Observasi tiap 2 jam sekali
•    Kolaborasi dengan dokter






























BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
•    BBLR (bayi baru lahir rendah) adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2.500 gram tanpa memandang masa gestasi berat lahir adalah bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir.
•    Penyebab BBLR
a.    Persalinan kurang bulan/prematur (pada umur kehamilan 28-36 minggu)
b.    Bayi kecil masa kehamilan
•    Beberapa faktor predisposisi
a.    Faktor ibu
b.    Faktor plasma
c.    Faktor janin
•    Tanda BBLR kurang bulan
Tanda prematuritas
a.    Tulang rawan telinga belum terbentuk
b.    Masih terdapat lanugo
c.    Reflek masih lemah
d.    Alat kelamin pada perempuan labium mayora belum menutupi labium minor, pada laki-laki testis belum turun, testis belum terbentuk.
•    BBLR kecil masa kehamilan
Tanda janin tumbuh lambat
a.    Tidak dijumpai tanda prematuritas seperti tersebut diatas
b.    Kulit keriput
c.    Kuku lebih panjang
•    Penatalaksanaan
a.    Mempertahankan suhu tubuh
b.    Memenuhi kebutuhan O2
c.    Memenuhi kebutuhan nutrisi
d.    Pencegahan infeksi
e.    Melibatkan orang tua







B.    Saran
Diharapkan dapat meningkatkan perawatan BBLR dengan memberikan lingkungan yang aman dan nyaman, perlu adanya penanganan bagi BBLR dengan hati-hati dalam perawatan bayi BBLR, dan juga diharapkan meningkatkan mutu pelayanan dengan menyediakan peralatan dan pelayanan yang lebih canggih serta mengirimkan tenaga kesehatan mengikuti pelatihan/seminar.


































DAFTAR PUSTAKA

    Mochtar, Rustam “Sinopsis Obstetri” edisi 2
    Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, jilid 3; 1985