Jumat, 06 Januari 2012

askeb BBLN

ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYAI Ny “E” UMUR 2 HARI DENGAN BCB SC BBLN
DIRUANG RGT RSIA MUSLIMAT
JOMBANG









Disusun Oleh:
LIA ROMTIKA HAFID
7209026


PRODI D3 KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM
JOMBANG
2011



KATA PENGANTAR

    Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan pada By. Ny “E” diruang RGT Muslimat Jombang.
    Asuhan Kebidanan ini disusun sebagai tugas praktek klinik Akademik Kebidanan Darul ‘Ulum Jombang. Terselesainya penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak,  untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.    Bapak H. M. Zulfikar As’ad, MMR selaku penanggung jawab Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum Jombang.
2.    Ibu Hj. Sabrina Dwi Prihartini, SKM selaku K. Prodi Akbid Darul ‘Ulum Jombang
3.    Ibu Ninik Azizah SST selaku pembimbing Akademik
4.    Ibu Richa Aris Riswanti Amd. Keb selaku pembimbing ruangan
5.    Ibu Virnalisa Darmayanti Amd. Keb selaku kepala ruangan
6.    Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Laporan ini tidak lepas dari kesalahan, jadi kritik dan saran sangat diharapkan untuk
menyempurnakan laporan ini. Semua laporan ini berguna bagi pembaca dan penulis untuk menambah wawasan dan dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis.


Jombang, Oktober 2011

      penulis




BAB I
PENDAHULUAN

1.    Latar Belakang
Keadaan bayi sangat tergantung pada pertumbuhan janin didalam uterus, kualitas pengawasan antenatal, penyakit-penyakit ibu waktu hamil, penanganan persalinan dan perawatan sesudah lahir. Penanggulangan bayi tergantung pada keadaannya normal atau tidak. Diantara bayi yang tidak normal ada yang membutuhkan pertolongan medik segera (sindrom gangguan pernafasan, asfiksia berat, perdarahan, hiperbilirubinemia oleh cidaena ketidak cocokan golongan darah ibu dan anak dan lain-lain). Selain itu ada yang memerlukan tindakan operatif seperti atresia ani, fistual trakea-esafagus, hermia diafragmatika, atresia duodeni dan lain sebagainya. Bayi-bayi tersebut termasuk bayi resiko tinggi. Ada pula yang tidak memerlukan pertolongan segera seperti labioskisis, sindaktili dan lain-lain.
Pada umumnya kelahiran bayi normal cukup dihadiri oleh bidan yang dapat diberi tanggung jawab penuh terhadap keselamatan ibu dan bayi pada persalinan normal. Oleh karena kelainan pada ibu dan bayi dapat terjadi beberapa saat sesudah selesainya persalinan yang dianggap normal. Maka seorang bidan harus mengetahui dengan segera timbulnya perubahan-perubahan pada ibu dan bayi serta bila perlu memberikan pertolongan pertama seperti menghentikan perdarahan, membersihkan jalan nafas, memberikan oksigen dan memberikan pernafasan buatan sampai ibu dan mempunyai fasilitas yang lengkap. Disini pengobatan dan pengawasan dapat dilakukan sebaik-baiknya. Cara yang baik untuk membawa bayi sakit ialah waktu bayi tarsebut masih ada dalam kandungan. Bila janin yang lahir diduga akan menderita penyakit berat seperti ibu rhesus negatif, gawat janin, letak sungsang, letak lintang, ibu dengan perdarahan antepartum, dan lain-lain.
Jika hal tersebut tidak mungkin dilaksanakan dan bayi sudah lahir maka bayi perlu mendapatkan pertolongan segera. Caranya ialah dengan cara meletakkan bayi tanpa baju dalam incubator yang tembus cahaya dengan suhu ruangan yang sedemikian rupa shingga bayi dapat dipertahankan suhu tubuhnya sekitar 36oc-37oc. Incubator ini juga dilengkapi dengan pengisapan lendir, oksigen, resusitator, dan lain-lain. Dengan demikian perubahan-perubahan yang setiap saat dapat terjadi pada bayi seperti apnu, sianosis, kejang, sindrom gangguan pernafasan, muntah dan sebagainya. Dapat diketahui segera dan dapat diberi pertolongan tepat pada waktunya.

2.    Tujuan
a.    Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menetapkan menejemen varney dengan kasus BBLN serta mendapatkan pengalaman dalam memecahkan masalah BBLN.
b.    Tujuan Khusus
1.    Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data pada BBLN By. Ny “E” diruang RGT RSIA Muslimat Jombang.
2.    Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan
3.    Mahasiswa mampu mengantisipasi masalah potensial
4.    Mahasiswa dapat mengidentifikasi kebutuhan segera
5.    Mahasiswa dapat mengembangkan rencana
6.    Mahasiswa dapat melaksanakan suatu tindakan sesuai rencana dan mengevaluasi.


























BAB II
TINJAUAN TEORI

1.    Landasan Teori Asuhan dan Perubahan BBL
A.    Pengertian
Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. Sebagian besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan asuhan pernafasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan. Aspek-aspek penting dari asuhan segera bayi baru lahir:
    Jagalah bayi tetap kering dan hangat
    Usahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan kulit ibunya sesgera mungkin.
B.    Perubahan-Perubahan Yang Segera Terjadi Sesudah Kelahiran
Sebagai akibat perubahan lingkungan dalam uterus keluar uterus, maka bayi menerima rangsangan yang bersifat kimiawi, mekanik dan termik. Hasil perangsangan ini membuat bayi akan mengalami perubahan metabolik, pernafasan, sirkulasi dan lain-lain.
1.    Gangguan Umum
Seaat sesuadah bayi lahir ia akan berada ditempat yang suhunya lebih rendah dari dalam kandungan dan dalam keadaan basah. Bila diberikan saja dalam suhu kamar 250c maka bayi akan kehilangan panas melalui evaporasi, konveksi dan radiasi sebanyak 200 kalori/kg BB/menit. Sedangkan pembentukan panas yang dapat diproduksi hanya sepersepuluh dari yang tersebut diatas, dalam waktu yang bersamaan. Hal ini akan menyebabkan penurunan suhu tubuh sebanyak 20c dalam waktu 15 menit. Kejadian ini sangat berbahaya untuk neonatus terutama BBLR dan bayi asfiksi oleh karena mereka tidak sanggup mengimbangi penurunan suhu tsbt, dengan vasokomstriksi, insulasi dan produksi panas yang dibuat sendiri. Akibat suhu tubuh yang rendah metabolisme jaringan akan meninggi dan asidosis metabolik yang ada (terdapat pada semua neonatus) akan bertambah berat, sehingga kebutuhan akan oksigenpun akan meningkat. Hipotermi ini juga dapat menyebabkan hipoglikemi.
2.    Perubahan Sistem Pernafasan
Pernafasan pertama pada bayi terjadi normal dalam waktu 30 detik sesudah kelahiran. Pernafasan ini timbul sebagai akibat aktivitas normal dari susunan saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya, seperti kemoreseptor karotid yang sangat peka terhadap kekurangan O2, rangsangan hipoksemia, sentuhan dan perubahan suhu didalam uterus dan diluar uterus. Semua ini menyebabkan perangsangan pusat pernafasan dalam otak yang melanjutkan rangsangan tersebut untuk menggerakkan diafragma serta otot-otot pernafasan lainnya. Tekanan rongga dada bayi pada waktu melalui jalan lahir pervaginem mengakibatkan bahwa paru-paru yang pada janin normal cukup bulan mengandung 80 sampai 100 ml cairan, kehilangan 1/3 dari cairan ini. Sesudah bayi lahir cairan yang hilang diganti dengan udara. Paru-paru berkembang, sehingga rongga dada kembali pada bentuk sempurna.
3.    Perubahan Sistem Sirkulasi
Dengan perkembangannya paru-paru, tekanan oksigen didalam alveoli meningkat. Sebaliknya, tekanan karbon dioksida turun. Hal-hal tersebut mengakibatkan turunnya resistensi pembuluh-pembuluh darah paru, sehingga aliran darah kearah tersebut meningkat. Ini menyebabkan darah dari arteri pulmonalis mengalir keparu-paru dan duktus arteriosus menutup. Dengan menciutnya arteria dan vena umbilikalis dan kemudian dipotongnya tali pusat, aliran darah dari placenta melalui vena kava inverior dan foramen ovale keatrium kiri dari paru-paru, tekanan diatrium kiri menjadi lebih tinggi daripada tekanan diatrium kanan, ini menyebabkan foramen ovale menutup. Sirkulasi janin sekarang berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup diluar badan ibu. 
4.    Perubahan Lain
Alat-alat penncernaan, hati, ginjal dan alt-alat lain mulai berfungsi.
C.    Keadaan Klinis Bayi Normal Segera sesudah Lahir
Pada waktu lahir bayi sangat sktif. Bunyi jantung dalam menit-menit pertama kira-kira 180x/menit yang kemudian turun sampai 140x/menit-120x/menit pada waktu bayi berumur 30 menit. Pernafasan cepat pada menit-menit pertama (kira-kira 80x/menit) disertai dengan pernafasan cuping hidung, retraksi suprasternal dan interkostal, serta rintihan hanya berlangsung 10-15 menit.
Kelanjutan keaktifan yang berlebih-lebihan ialah bayi menjadi tenang dan relatif tidak memberi reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dari dalam. Dalam keadaan ini bayi tertidur untuk waktu beberapa menit sampai 4 jam. Pada saat bayi pertama kali bangun dari tidurnya ia menjadi mudah terangsang dengan frekuensi bunyi jantung meningkat dan dengan perubahan warna, serta kadang-kadang dengan keluarnya lendir dari mulut. Sesudah masa ini dilampaui keadaan bayi mulai stabil, daya isap serta reflek telan mulai teratur.
D.    Rawat Gabung (rooming in)
Bila keadaan ibu dan bayi mengizinkan,bayi dirawat bersama ibu dalam satu kamar. Bayi ini pada waktu-waktu tertentu dikumpulkan dalam ruangan bayi yang berada didekat kamar ibu, supaya ibu dapat beristirahat dan tidur dengan tenang tanpa diganggu dengan tangis bayi. Kontak dengan para pengunjung perlu dihindari. Bidan/perawat yang merawat ibu dan bayi bertanggung jawab penuh terhadap bimbingan untuk ibu mengenai cara memberi minum (dengan air susu ibu atau dengan botol). Cara merawat bayi sehari-hari sampai dengan dapat dan cukup kuat melakukannya sendiri, serta cara mengetahui dan mengenal perubahan-perubahan yang terjadi pada bayi yang patut dicatat dan dilaporkan kepada dokter. Disamping itu seorang dokter harus melihat dan memeriksa bayi dalam rawat gabung setiap hari untuk mengetahui apakah bayi tersebut tetap dalam keadaan baik, atau perlu mendapat pengobatan tertentu, atau perlu dipindahkan ketempat perawatan bayi yang intensif. Keuntungan rawat gabung ialah mencegah/mengurangi infeksi-silang (cross-infection) dan loving and tender care dapat diberikan ibu kepada bayinya sejak lahir. Menurut para ahli jiwa hal ini sangat berarti bagi kehidupan dikemudian hari.
E.    Keadaan Yang Harus Diawasi Selama Bayi Dirawat
Bidan/perawat yang bekerja dibangsal bayi harus mengetahuin ciri-ciri bayi yang normal, supaya ia dapat mengenal segera perubahan tingkah lakunya dan kemajuan/kemunduran kesehatannya dan membuat catatan serta laporan kepada dokter. Hal ini sangat membantu dokter yang bekerja ditempat perawatan bayi untuk melakukan tindakan dan pemeriksaan yang perlu guna menolong bayi tersebut. Pengamatan ditujukan terhadap:
1.    Keadaan umum; bayi yang sehat tampak kemerah-mearahan, aktif, tonus otot baik, menangis kuat, minum baik, suhu tubuh 360c-370c. Hal-hal yang menyimpang dari keadaan ini dianggap tidak normal.
2.    Suhu tubuh paling kurang diukur satu kali sehari. Bila suhu rektal dibawah 36oc maka bayi ini harus diletakkan ditempat yang lebih panas. Misalnya incubator, disamping pemanasan harus pula dipikirkan kemungkinan bayi menderita infeksi. Suhu rektal diukur setiap ½ jam sampai suhu tubuh diatas 36oc.
3.    Menimbang berat badan sebaiknya dilakukan setiap hari. Dalam 3 hari pertama BB akan turun oleh karena bayi mengeluarkan air kencing dan meconium sedang cairan yang belum masuk belum cukup. Pada hari ke-4 BB akan naik lagi.
4.    Tinja yang berbentuk meconeum berwarna hijau tua yang telah berada disaluran pencernaan sejak janin berumur 16 minggu, akan mulai keluar dalam waktu 24 jam; pengeluaran ini akan berlangsung sampai hari ke 2-3. Pada hari ke-4 sampai hari ke-5 warna tinja mulai coklat kehijau-hijauan. Selanjutnya warna tinja akan tergantung dari jenis susu yang diminumnya. Misalnya bayi yang mendapat susu ibu, tinjanya akan berwarna kuning dan lembek. Defeksi mungkin 3 sampai 8 kali sehari. Bayi yang mendapat susu buatan tinjanya berwarna keabu-abuan dengan bau yang sedikit menusuk.
5.    Air kencing; bila kandung kemih belum kosong pada waktu lahir, air kencing akan keluar dalam waktu 24 jam. Yang harus dicatat ialah kencing pertama, frekuensi kencing berikutnya serta warnanya. Bila bayi tidak kencing atau kencingnya menetes dan tampak perubahan warna kencing, hal ini harus segera dilaporkan kepada dokter.
6.    Perubahan warna kulit; perlu diteliti pakah kulit tidak menjadipucat, kuning, biru atau timbul perdarahan dikulit seperi purpura, petekie, ekimosis, hematoma, infeksi pada kulit,edema dan lain-lain. Edema pada kulit kepala dapat terjadi oleh karena tekanan yang disebabkan oleh lilitan tali pusat dileher dan perdarahan subaponeurotik sebagai akibat ekstraksi vakum yang menyebabkan rupturnya vena-vena emisaria dan terjadi pengumpulan darah dijaringan longgar yang dilalui vena tersebut. Tanda-tanda perdarahan adalah pembekakan kepala yang asimetrik, batas pembengkakan yang tidak jelas, kadang terlihat bentuk muka yang aneh. Pada daerah pembengkakan terdapat pitting edema,kelainan ini dapat menyebabkan anemia, syok dan hiperbilirubinemia. Pembengkakan sementara pada kaki dan tangan juga dapat terjadi oleh karena tekanan dalam uterus. Edema umum terdapat pada bayi prematur, bayi ibu menderita diabetes militus dan pada sensibilisasi Rh yang berat. Penyebab edema yang lain adalah penyakit jantung bawaan dengan payah jantung, hipematremia, penyakit mitroy (limfedema bawaan), sindrom turner dan lain sebagainya.
7.    Pada perubahan pernafasan dicata frekuensi, dangkal/dalamnya pernafasan, apnu, nafas cuping hidung, retraksi, sela iga, substernal, suprasternal dan apakah gangguan pernafasan ini berhubungan dengan pemberian minum. Pada setiap gangguan pernafasan harus dilakukan foto paru.
8.    Hal-hal ini; bila bayi muntah, perlu dicatat jumlah, warna konsistensi yang dikeluarkan, cara muntah, apakah ada hubungannya dengan pemberian minum, gangguan disaluran pencernaan (atresia esofagi, atresia duodeni dan lain-lain).
F.    Perawatan Sehari-Hari
1.    Mata bayi harus selalu diperiksa untuk melihat tanda-tanda infeksi. Mata dapat dibersihkan dengan air steril, aqua destilata atau air garam fisiologis. Mata bayi yang ditutup oleh karena ia mendapat terapi sinar harus dibuka setiap kali bayi minum susu. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari infeksi mata. Muka sebaiknya diseka dengan air steril, terutama setiap sesudah minum susu.
2.    Mulut diperiksa untuk melihat kemungkinan infeksi dengan candida (oral thrush) kandidiasis merupakan suatu penyakit andemik ditempat perawatan bayi. (infeksi dapat berasal dari ibu, bidan/perawat, botol/dot). Bila ditemukan, hendaknya segera diobati dengan larutan gentianviolet 1% yang baru dibuat atau dengan larutan nystatin yang langsung diteteskan kemulut bayi.
3.    Kulit, terutama dilipatan-lipatan (paha, leher, dibelakang telinga dan ketiak) harus selalu bersih dan kering. Bagian-bagian tersebut harus bersih dari verniks kaseosa oleh karena verniks kaseosa ini media yang paling baik untuk kuman stafilokus.
4.    Tali pusat, pada umumnya tali pusat akan puput pada waktu bayi berumur 6-7 hari. Bila tali pusat belum puput (lepas) maka setiap sesudah mandi tali pusat harus dibersihkan dan dikeringkan. Caranya ialah dengan membersihkan pangkal tali pusat yang ada diperut bayi dan daerh sekitarnya dengan kain kasa yang dibasahi dengan zat antiseptik (betadine, alkohol 70%).
5.    Kain popok harus segera diganti setiap kali basah karena air kencing atau tinja. Pantat bayi dibasuh dengan air steril atau air bersih dan kemudian dikeringkan. Bila pantat selalu basah, kemungkinan lecet dan terjadi infeksi besar. Bila ditemukan hal yang demikian, bersihkan dengan air bersih ditambah dengan antiseptik, kemudian diobati dengan salep yang mengandung antibiotika dan anti jamur. Dalam keadaan ini sebaiknya suhu tubuh diukur diketiak atau dilipatan paha.
G.    Minuman Bayi
Kebutuhan cairan pada tiap-tiap bayi untuk mencapai kenaikan berat badan yang optimal berbeda-beda. Hari-hari petama berat badan akan turun oleh karena pengeluaran mekoneum dan masuknya cairan belum mencukupi.
H.    Air Susu Ibu (ASI)
Bayi normal sudah dapat disusui segera sesudah lahir. Lamanya disusui hanya untuk satu dua menit pada setiap payudara ibu. Dengan mengisapnya bayi terjadi perangsangan terhadap pembentukan air susu ibu dan secara tidak langsung rangsang isap membantu mempercepat pengecilan uterus. Walaupun air susu ibu yang berupa kolostrum itu hanya bisa diisap beberapa tetes, ini sudah cukup untuk kebutuhan bayi dalam hari-hari petama. Kadang-kadang ibu keberatan untuk menyusui bayinya pada hari pertama degan alasan ASI belum keluar. Dalam hal ini harus diberi penerangan sebaik-baiknya tentang maksud dan tujuan pemberian susu sedini-dininya. Pada hari ke-3 bayi sudah harus menyusu selama 10 menit pada mamma ibu dengan jarak waktu tiap 3-4 jam. Akan tetapi, apabila diantara waktu itu bayi menangis karena lapar, ia boleh disusui pada satu mammae secara bergantian. Dengan demikian kebutuhan “on de mand” dapat dipenuhi. Hal ini dapat dilaksanakan bila bayi dirawat bersama ibunya. Bayi yang pada permulaan minum “on de mand”, pada minggu-minggu berikutnya sudah dapat dipenuhi kebutuhannya dengan minum setiap 3-4 jam.
Pemberian ASI harus dianjurkan kepada setiap ibu yang melahirkan, karena:
1.    ASI yang pertama (kolostrum) mengandung beberapa benda penangkis (anti body) yang dapat mencegah infeksi pada bayi.
2.    Bayi yang minum ASI jarang yang menderita gastroenteritis.
3.    Lemak dan protein ASI mudah dicerna dan diserap secara lengkap dalam saluran pencernaan, ASI merupakan susu yang paling baik untuk pertumbuhan dan tidak mungkin bayi akan menjadi gemuk berlebihan dengan ASI (obese).
4.    Kemungkinan bayi menderita kejang oleh karena hipokalsemia sangat sedikit.
5.    Pemberian ASI merupakan jalan satu-satunya yang paling baik untuk mengeratkan hubungan ibu dan bayi, dan ini sangat dibutuhkan bagi perkembangan bayi yang normal terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan.
6.    ASI merupakan susu buatan alam yang lebih baik dari pada susu buatan manapun juga oleh karena itu mengandung benda penangkis (kolostrum mengandung 15 kali lebih banyak dari pada ASI). Suci, segar, murah, tersedia setiap waktu, dengan suhu yang sebaik-baiknya untuk diminum.

I.    Kontra Indikasi Untuk Minum ASI
Cracked nipple’ yang hebat, abses mamme, kangker payudara, ibu dengan penyakit jantung yang berat, ibu dengan penyakit jiwa dll merupakan kontra indikasi untuk menyusui bayi. Kelainan bentuk puting susu bukan merupakan kontra indikasi. Pengeluaran ASI dalam hal ini dapat dibantu dengan memakai “breast shield” atau dengan cara memompa ASI secara steril dan dimasukkan kedalam botol steril untuk kemudian diberikan kepada bayi. Pada kelainan bayi berupa labioskizis, palatokizis atau labiopalatokizis dapat diberi ASI langsung an payudara ibu.
Caranya:
Posisi minum setengah duduk, bila waktu minum bayi batuk, biru sesak nafas maka pemberian ASI harus dihentikan dulu dalamposisi yang sama ataudidudukkan.
Sesudah minum bayi didudukkan /disandarkan dibahu ibu untuk mengeluarkan udara selama 15-20 menit. Kemudian bayi ditidurkan setengah duduk atau tengkurap.
Bila cara diatas tidak mungkin dilakukan, maka ASI dapat dipompa dan dimasukkan panjang/dua dot dijadikan satu.

J.    Susu Buatan
Memberikan makanan buatan (artificial feeding) dapat dilakukan apabila terdapat kontra indikasi untuk menyusui, produk ASI sangat kurang atau tidak ada atau ibu tidak tersedia oleh karena takut kehilangan daya tarik atau karena bekerja diluar rumah. Oleh karena minuman buatan ini fuiasangsinya sebagai pengganti susu ibu,maka seterusnya akan disebut pengganti ASI.
1.    Menurut rasa:
a.    Manis, misalnya susu sapi di encerkan sendri,SGM,526, almiron ,marji manis, morinaga manis, isomil, enfamil, fitolak dll.
b.    Asam, misalnya camelpo2, eledon, dumex, cap bendera asam, pengganti asam sesudah diencerkan lebih tahan terhadap kontaminasi dari pada yg manis.
2.    Menurut PH cairan: di asamkan (acidified acidulated) dan tidak di asamkan (non acidified non acidulated) contoh dan sifat serupa pengganti ASI yang manis.
3.    Menurut kadar nutrien:
a.    Rendah lactosa, misalnya almiron, isomil sobec
b.    Rendah lemak misalnya eledon.
c.    Dengan lemak yang terdiri dari asam lemak dengan rantai c8-10 (medle decain triglyceridea atau MCT), misalnya portagen terutama untuk bayi dngan berat badan lahir rendah.
4.    Menurut sumber protein: dibuat dari kacang kedelai, misalnya sobee isomil. Umumnya bahan makanan ini tidak berasal dari susu dan digunakan untuk bayi yang alergik terhadap susu ibu atau susu sapi.
5.    Menurut maksud penggunaan: dimaksukan untuk makan bayi dengan gangguan atau penyerapan atau kelainan metabolik bawaan (inborn error ot metabolisme) misalnya lofenalac untuk bayi fenilketonuria, portagen untuk gangguan pencernaan lemak pada fibrosis sistika, nutramigen, sobec,isomil untuk bayi dengan galaktosamia dan sebagainya.
6.    Selanjutnya terdapat penggolongan berdasarkan komposisi nutrien yaitu adpted formula yang mempunyai nutrien serupa ASI (contohnya vitalac s-26) dan complete formula yaitu formula lain yang mengandung lengkap nutrien (contohnya: SGM, lactogen, enfamil, morinoga).







BAB III
ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI BARU LAHIR Ny “E” USIA 2 HARIN DENGAN
BCB SC DIRUANG RGT RSIA MUSLIMAT
JOMBANG

I.    PENGKAJIAN
Tgl: 24 Oktober 2011            Jam: 13.00 WIB
A.    Data Subyektif
Nama Bayi        : By. Ny. “E”
Umur        : 1 hari
Tgl/jam lahir    : 23 okt 2011, jam: 10.25 WIB
Jenis kelamin    : laki-laki
Berat badan    : 3250 gram
Panjang badan    : 51 cm
Lingkar kepala    : 35 cm

Nama ibu        : Ny. “E”            Nama ayah    : Tn. “H”
Umur        : 18 tahun            Umur        : 24 tahun
Suku/bangsa    : Jawa/Indonesia        Suku/bangsa    : Jawa/Indonesia
Agama        : Islam                Agama        : Islam
Pendidikan    : SMP                Pendidkan    : SMK
Pekerjaan        : Swasta            Pekerjaan    : Swasta
Alamat        : Badas 003/001 sumoblito

1.    Riwayat Penyakit Kehamilan
•    Pendarahan    : -
•    Pre eklamsai    : -
•    Eklamsia    : -
•    Penyakit kelamin: -
•    Lain-lain        : -



2.    Kebiasaan Waktu Hamil
•    Makanan    : Ibu mengatakan selama hamil makan 3x sehari dengan porsi kecil                     namun sering dengan menu nasi, lauk pauk (tempe, tahu, ikan laut, telur dan    daging), sayur-sayuran, buah-buahan serta tambahan susu.
•    Obat/jamu    : Ibu mengatakan tidak pernah minum jamu pada saat hamil muda maupun tua.
•    Merokok    : Tidak pernah
•    Aktifitas    : Ibu mengatakan saat hamil sedikit mengurangi pekerjaan rumah tangga    yang berat.

3.    Riwayat Persalinan dekarang
•    Jenis persalinan    : SC (sectio saesarea)
•    Ditolong oleh        : Dokter SPOG/Suparmin SPOG
•    Waktu/jam        : 09.00 WIB
•    Ketuban Pecah    : Spontan
•    Alasan dilakukan SC    : Portio Oedema
•    Penilaian bayi waktu lahir (assesment at birt) 1 menit dan 5 menit berikutnya:
    Tanda     0    1    2    Jmlh


menit
1    Frekuensi jantung
Usaha bernafas
Tonus otot

Reflek
Warna     [] tidak ada
[] tidak ada
[] lumpuh

[] tidak bereaksi
[] biru pucat    [.] <100
[.] lambat tak teratur
[] ext.reflek sedikit      dari anggota
[.]menangis
[] tubuh kemerahan tangan dan kaki biru    [] >100
[]baik, menangis
[] Gerakan aktif

[] Menangis kuat
[.] kemerahan seluruh tubuh   


7


menit
5    Frekunsi jantung
Usaha bernafas
Tonus otot

Reflek
warna
    [] tidak ada
[] tidak ada
[]lumpuh

[] tidak bereaksi
[] biru pucat    [] <100
[.] lambat tak teratur
[] Ext.reflek sedikit dari anggota
[] menangis
[] tubuh kemerahan tangan dan kaki biru    [.] >100
[] baik, menangis
[.] gerakan aktif

[.] menangis kuat
[.]kemerahan seluruh tubuh   


9

•    Resusitasi
    Penhisapan lendir    : ya        Rangsangan    : ya
    Ambubag        : tidak        Lamanya    : -
    Oksigen        : tidak        Lamanya    : -
    Therapy        : ya, penghangatan dengan lampu
    Keterangan         : untuk menghangatkan tubuh bayi sehingga bayi yidak hypothermi
    Lain-lain        : -
Menilai skor down: 1 berarti tidak gawat janin
Tanda     0    1    2
Frekuensi nafas
Retraksi
Sianosis

Ari entry

Merintih     [.] <60x/menit
[] tdk ada retraksi
[.] tdk ada sianosis

[.] udara masuk bilateral baik
[] tidak merintih    [] 60-80x/menit
[.] retraksi ringan
[] sianosis hilang dengan O2
[] penurunan ringan udara masuk
[] dapat didengar dengan stetoskop     [] >80x/menit
[] retraksi berat
[] sianosis menetap walaupun diberi O2
[] tidak ada udara masuk
[] dapat didengar tanpa alat bantu

Skor <4 tidak ada gawaat nafas
Skor 4-7 gawat nafas
Skor >7 ancaman gagal nafas
    (pemeriksaan gas darah harus dilakukan)

B.    Data Objektif
1.    Pemeriksaan fisik umum
a)    Keadaan umum    : baik
b)    Suhu        : 372oc
c)    Pernafasan    : 40x/menit
d)    HR            : 130x/menit
e)    Berat badan    : 3250 gram
f)    Panjang badan    : 51 cm

2.    Pemeriksaan fisik secara sistematis
a)    Inspeksi
    Kepala    : simetris, tumbuh rambut hitam, bersih tidak adakelainan, ubun-ubun datar.
    Muka    : kemerrahan, bersih tidak ada lanugo, terdapat bintik-bintik putih sisa lemak saat persalinan
    Mata    : simetris, conjungtiva merah muda, sklera putih, reflek pupil terhadap cahaya baik
    Telinga    : simetris, bersih, tidak ada serumen
    Hidung    : simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada sumbatan, tidak ada scret
    Mulut    : simetris, bibir kemerahan, tidak ada kelainan, tidak ada stomatitis, gusi merah muda
    Leher    : tidak tampak pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
    Dada    : simetris, puting susu menonjol, areola mamae kemerahan, tidak ada retraksi dinding dada
    Abdomen    : bersih, tali pusat lembek, belum kering, tidak ada pendarahan tali pusat, tali pusat diUCC dan dibungkus kasa
    Punggung    : simetris, tidak ada spinabivida, tidak ada pembengkakan atau cekungan
    Genetalia    : penis berlubang, testis sudah turun
    Anus    : anus berlubang, tidak atresia ani
    Ext. Atas/bawah: tidak ada kelainan kongenital extermitas atas atupun bawah
b)    Palpasi
    Kepala    : tidak ada oedema, tidak ada kelainan seperti chepal hematoma, caput seccudaneum, anansefalus dan hydrocefalus
    UUB/UUK    : belum menutup
    Muka     : tidak ada oedema
    Leher    :  tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tyroid
    Abdomen    : tidak ada nyeri tekan, tidak ada hematomegali
c)    Auskultasi
    Dada    : tidak ada ronchi/wheezing
    Abdomen    : peristaltik usus normal
d)    Reflek
    Reflek morro    : + (bisa menekuk dan terkejut)
    Reflek rooting    : + (bisa menoleh kearah sentuhan)
    Reflek swalowing    : + (menelan)
    Reflek baby sky    : + (menendang)
    Reflek sucking    : + (menghisap)

e)    Eliminasi
    Miksi    : 3x warna: (kuning jernih)
    Meconium    : 2x warna: (hitam/hijau kehitaman)
f)    Data Penunjang
    Golongan darah: Ibu    : B
Bayi    : O

II.    INTERPRESTASI DATA (Identifikasi Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan)
DX    : bayi Ny. “E” umur 2 hari dengan BCB SC BBLN
DS    : -
DO    : keadaan umum baik
          TTV    :
    BB        : 3250 gram
    PB        : 51 cm
    Suhu    : 37,20c
    RR        : 40x/menit
    Menangis kuat
    Gerak aktif
    Latihan ASI baik, 2 jam sekali
    Tali pusat terbungkus kasa steril
Masalah    : -
Kebutuhan    :
    Pertahankan suhu tubuh
    ASI exklusif
    Perawatan sehari-hari
    Kolaborasi dengan tim medis

III.    IDENTIFIKASI DIGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
IV.    IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
    ASI exklusive
    Kolaborasi dengan tim medis



V.    MERENCANAKAN ASUHAN YANG MENYELURUH
Tanggal    : 24 oktober 2011         jam    : 13.20 WIB

DX        : By. Ny. “E” umur 2 hari dengan BCB SC BBLN
Tujuan    : setalah dilakukan Asuhan Kebidanan 1x24 jam diharapkan kondisi bayi tetap stabil dan tetap terjaga kebutuhannya serta ibu dapat memahami cara perawatan bayi baru lahir yang benar.
Kriteria hasil:
    bayi dalam keadaan baik
    Keadaan umum baik
    TTV : suhu    : 36,50c-37,40c
    RR    : 40x/menit-60x/menit
    HR    : 120x/menit-160x/menit
    Menangis kuat
    Gerak aktif
    Kulit kemerahan
    BAB/BAK: +/+
Intervensi
1.    Lakukan pendekatan terapeutik dengan ibu dan keluarga
R/ terjalin hubungan kerja sama dan komunikasi yang baik antara ibu dan keluarga      dan tenaga kesehatan
2.    Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
R/ menghindari dari penularan infeksi
3.    Lakuakan observasi TTV
R/ mendeteksi sejak dini kemungkinan komplikasi/kelainan yang muncul
4.    Perawatan tali pusat, perawatan sehari-hari dan kehangatan bayi
R/ menghindari terjadinya infeksi, hygine bayi tetap terjaga dan menghindari terjadinya hypothermi
5.    Berikan ASI exklusive/PASI
R/ bayi mendapatkan ASI/PASI yang cukup
6.    Jelaskan cara menetei yang benar dan keunggulan ASI
R/ ibu dapat menetei dengan benar sehingga bayi bisa minum ASI dengan baik dan mudah dan ASI dapat meningkatkan imun
7.    Kolaborasi dengan tim medis
R/ menentukan tindakan yang akan dilakukan

VI.    IMPLEMENTASI

Hari/tanggal    pelaksanaan    TTD

24 oct 2011
Jam
13.30 WIB

    1.    Melakuakn pendekatan pada ibu dan keluarga dengan cara:
Memperkanalkan diri, menjelaskan tujuan yang akan dilakukan.
2.    Melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan dengan sabun dan air mengalir.
3.    Melakukan observasi TTV
4.    Merawat tali pusat dengan dibungkus kasa steril, menghangatkan bayi dengan lampu dan merawat bayi sehari-hari seperti:
    Memandikan bayi
    Membersihkan BAK/BAB dan mengganti popok
5.    Memberikan ASI eksklusive secara adekuat/susu pengganti (PASI) minimal 2 jam sekali
6.    Mengajarkan pada ibu cara menetei yang benar yaitu:
    Posisi ibu saat menyusui:
a)    Lengan ibu menopang kepala, leher dan seluruh badan bayi
b)    Mendekatkan tubuh bayi keibunya (muka kepayudara ibu)
c)    Ibu menyentuhkan puting susu kebibir bayi, menunggu sehingga mulut bayi terbuka lebar.
    Posisi bayi
Dagu menyentuh payudara ibu, mulut bayi mencakup seluruh areola mamae, bibir bawah menghisap kuat dan dalam secara perlahan.
7.    Melakuakn advis dokter
-    ASI exklusive   

VII.    EVALUASI
Tanggal: 25-10-2011         jam: 10.30 WIB

S    : -
O    : keadaan umum baik
    Suhu    : 37,50C
    RR    : 46x/menit
    HR    : 132x/menit
    Muntah    : -
    Kembung    : -
    BAB/BAK    : +/+
    Gerakan aktif
    Menangis kuat
    Ibu kooperatif dalam menetei bayinya dapat dilihat dari cara bayi menetek
A    : By. Ny “E” umur 3 hari dengan BCB SC BBLN
P    : implementasi dihentika
      Bayi KRS
    HE:
     ASI exklusive (0-6 bulan)
     Perawatan bayi sehari-hari
     Konseling tentang
-    Cara memandikan bayi
-    Perawatan tali pusat
-    Tanda-tanda bayi sakit
     Menjaga kehangatan bayi
     Mengajarkan ibu mengikuti program imunisasi
     Follow up 7 hari dan bila bayi ada keluhan pada tanggal 1 november 2011.















BAB IV
PENUTUP
1.    Kesimpulan
    Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir merupakan aspek penting pasca persalinan selain asuhan yang harus diberikan kepada ibu. Oleh sebab itu, asuhan kebidanan yang dilakuakn harus benar-benar cepat, aman dan tepat.
Setelah penulis melaksanakan praktek klinik di RSIA muslimat Jombang dan memberikan asuhan pada BBL secara langsung, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa penatalaksanaan yang dilaksanakan sudah sesuai dengan teori yamg penulis dapat selama studi dan dari beberapa referensi yang ada.
Beberapa contoh penatalaksaan yang sesuai misalnya untuk menghindari kehilangan panas tubuh pada bayi, maka bayi dirawat ditempat kering, jauh dari sinar/udara yang mudah masuk, serta digunakan penutup kepala dan bayi tersebut diletakkan dalam incubator yang disesuaikan/diatur suhu kamarnya dan juga dirawat gabung ibu dan bayinya. Selain itu juga dilaksanakannya perawatan tali pusat dengan prinsip kering dengan menggunakan kasa steril, tanpa memberikan alkohol ataupun betadine. Dengan tujuan menghindari infeksi yang mungkin akan terjadi pada bayi, serta mempercepat proses pengeringan.

2.    Saran
a.    Bagi Mahasiswa
•    Mempelajari lebih lanjut tentang teori yang berhubungan dengan asuhan pada BBL, sehingga mampu memberikan asuhan pada BBL secara komprehensif.
•    Belajar lebih lanjut cara praktek yang benar untuk lebih terbiasa.
b.    Bagi Petugas
•    Petugas memberikan asuhan yang komprehensif secara cepat, aman dan tepat
•    Petugas memberikan konseling kepada ibu/keluarga sehingga ibu atau keluarga mampu memberikan perawatan sendiri
•    Mengintropeksi kembali pelayanan yang kurang sesuai dan memperbaikinya untuk yang lebih baik lagi.








DAFTAR PUSTAKA


•    Prawihardjo, Sarwono,”buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal”, Jakarta, 2002
•    Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1985.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar