Jumat, 06 Januari 2012

askeb BBLR dan RDS

ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYAI Ny “W” UMUR 2 HARI DENGAN BBLR DAN RDS
DIRUANG NEONATUS RSIA MUSLIMAT
JOMBANG









Disusun Oleh:
LIA ROMTIKA HAFID
7209026


PRODI D3 KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM
JOMBANG
2011


KATA PENGANTAR

    Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan pada By. Ny “W” diruang Neonatus Muslimat Jombang.
    Asuhan Kebidanan ini disusun sebagai tugas praktek klinik Akademik Kebidanan Darul ‘Ulum Jombang. Terselesainya penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak,  untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.    Bapak H. M. Zulfikar As’ad, MMR selaku penanggung jawab Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum Jombang.
2.    Ibu Hj. Sabrina Dwi Prihartini, SKM selaku K. Prodi serta pembimbing akademik D3 kebidanan Darul ‘Ulum.
3.    Ibu Umi Sriwatin Amd. Kep selaku pembimbing ruangan
4.    Ibu Tutik Junaidah Amd. Keb selaku kepala ruangan
5.    Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Laporan ini tidak lepas dari kesalahan, jadi kritik dan saran sangat diharapkan untuk
menyempurnakan laporan ini. Semua laporan ini berguna bagi pembaca dan penulis untuk menambah wawasan dan dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis.


Jombang, November 2011

      penulis






BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Menurut survei, demografi dan kesehaan Indonesia 2002-2003 angka kematian Neonatal 20/1000 kelahiran hidup. Dalam satu tahun sekitar 89000 bayi usia satu hari meninggal artinya setiap menit ada satu bayi meninggal penyebabutamanya adalah kematian Neonatal dengan BBLR (29%) dan asfiksia (27%).
BBLR terdiri atas BBLR kurang bulan, BBLR cukup bulan dan BBLR lebih bulan, BBLR kurang bulan. Khususnya BBLR dengan kehamilan kurang dari 35 minggu, umumnya mengalami penyulit seperti gangguan nafas, ikhterus, infeksi dan lain-lain.
BBLR cukup bulan atau lebih bulan umumnya memiliki organ tubuh matur sehingga perawatannya tidak terlalu bermasalah, mereka hanya membutuhkan kehangatan, nutrisi dan pencegahan infeksi, ketiga kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dengan perawatan teknologi tepat guna dirumah oleh orang tuanya.
Masalah yang sering timbul pada BBLR adalah hipotermi, hipoglikemi, hiperbilirubinia, infeksi dan gangguan minum.

B.    Tujuan
1.    Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek klinik kebidanan mahasiswa melakukan asuhan kebidanan pada kasus BBLR secara komprehensif
2.    Tujuan Khusus
Setelah melauikan asuhan kebidanan mahasiswa dapat :
a.    Memahami pengkajian pada kasus BBLR
b.    Melaksanakan pengkajian pada kasus BBLR
c.    Mengidentifikasi diagnosa/ masalah kebidanan berdasarkan data subjektif dan data objektif
d.    Menentukan masalah potensial yang mungkin terjadi
e.    Menentukan kebutuhan segera
f.    Merencanakan tindakan yang akan dilalukan untuk menanggulangi  kasus BBLR
g.    Melaksanakan perencanaan yang telah ditentukan
h.    Mendokumentasikan secara benar.



BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
1.    Definisi dan beberapa istilah
WHO (1961) mengganti istilah bayi prematur dengan bayi berat badan lahir rendah (BBLR), karena disadari tidak semua bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gr pada waktu lahir bukanbayi prematur
a)    Prematuritas Murni
Adalah bayi lahir pada kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan yang sesuai
b)    Small for date (SFD) atau kecil untuk masa kehamilan (KMK) adalah bayi yangberat badannya kurang dari seharusnya umur kehamilan
c)    Retardasi pertumbuhan janin Intra uterin
adalah bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai dengan tuanya kehamilan
d)    Light for date sama dengan Small for date
e)    Dismaturitas
Adalah suatu syndrom klinik dimana terjadi ketidak seimbangan antara pertumbuhan janin dengan lanjutnya kehamilan atau bayi-bayi yang lahir dengan berat badan tidak sesuai dengan tuanya kehamilan. Atau bayi dengan gejala intra uterine or wasting.
f)    Large for date
Adalah bayi yang dilahirkan lebih besar dari seharusnya tua kehamilan, misalnya pada diabetes mellitus. (Mochtar, Rustam “Sinopsis Obstetri” edisi 2).


Berat badan lahir rendah (BBLR) dibagi menjadi dua golongan:
1.    Dismaturitas
Bayi lhir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intra uterin dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya (KMK)
2.    Prematuritas Murni
Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut Neonatus kuarang bulan- sesuai untuk masa kehamilan (NBK- SMK).
a)    Penyebab Prematuritas Murni
1)    Faktor ibu
•    Usia
•    Keadaan sosial-ekonomi
•    Penyakit
2)    Faktor Janin
Hidramnion, kehamilan ganda umumnya akan mengakibatkan lahir bayi BBLR.
b)    Penyakit Bayi Prematur
1)    Syndrom Gangguan Pernafasan Idiopatik
Disebut juga penyakit Membran Hialin karena pada stadium terakhir akan terbentuk membran hialin yang melapisi alveolus paru
2)    Pneumonia Aspirasi
Sering ditemukan pada prematur, karena reflek menelan dan batuk belum sempurna, penyakit ini dapat dicegah dengan perawatan yang baik.
3)    Perdarahan Intraventikular
Perdarahan spontan diventrikel otak lateral biasanya disebabkan oleh karena anoksia otak.
4)    Fibroplasia Retrolental
Penyakit ini biasanya disebabkan oleh gangguan oksigen yang berlebihan.
5)    Hiperbilrubinemia
Penyakit ini disebabkan faktor kematangan hepar sehingga konjugasi billirubin indirek menjadi billirubin direk belum sempurna. (Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, jilid 3; 1985).


2.    Etiologi
Sering faktor penyebabnya tidak diketahui ataupun kalau diketahui faktor penyebabnya tidaklah berdiri sendiri antara lain adalah:
-    Faktor genetik atau kromosom
-    Infeksi
-    Bahan toksik
-    Radiasi
-    Insufisiensi atau disfungsi plasenta
-    Faktor nutrisi
-    Faktor-faktor lain seperti merokok, peminum alkohol, bekerja berat seperti hamil, plasenta previa, kehamilan ganda, obat-obatan dan sebagainya.





3.    Diagnosis dan Gejala Klinik
•    Sebelum bayi lahir
a.    Pada anamnese sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus prematurus dan lahir mati.
b.    Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan
c.    Pergerakan janin yang pertama (quickening) terjadi lebih lambat, gerakan janin lebih lambat walaupun kelahirannya sudah agak lanjut
d.    Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut yang seharusnya
e.    Sering dijumpai kehamilan dengan oligohidramnion atau bisa pula dengan hidramnion; hiperemesis gravidarum dan pada hamil lanjut dengan toksemia gravidarum atau perdarahan antepartum
•    Setelah bayi lahir
a.    Bayi dengan retardasi petumbuhan intra uterin
Secara klasik tampak bayi yang kelaparan,tanda-tanda bayi ini adalah tengkorak kepala keras, gerakkan bayi terbatas, verniks kaseosa sedikit atau tidak ada, kulit tipis, kering, berlipat-lipat, mudah diangkat, abdomen cekung atau rata, jaringan lemak dibawah kulit sedikit, tali pusat tipis, lembek dan berwarna kehijauan.
b.    Bayi prematur yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu
Verniks kasiosa ada, jaringan lemak bawah kulit sedikit, tulang tengkorak lunak mudah bergerak, muka seperti boneka (doll-like). Abdomen buncit, tali pusat tebal dan segar,menangis lemah, tonus otot hipotoni, dan kulit tipis, merah dan transparan.
c.    Bayi small for date sama dengan bayi retardasi pertumbuhan intra uterine.
d.    Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya, karena itu sangat peka terhadap gangguana pernapasan, infeksi, tarauma kelahiran, hipotermi dan sebagainya. Pada bayi kecil untuk masa kehamilan (small for date) alat-alat dalam tubuh lebih berkembang dibandingkan dengan bayi prematur berat badan sama, karena itu akan lebih mudah hidup diluar rahim, namun tetap lebih peka terhadap infeksi dan hipotermi dibandingkan dengan bayi matur dengan berat badan normal.

4.    Perwatan Bayi Berat Badan Lahir Rendah
Yang perlu diperhatikan adalah pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan dan siap sedia dengan tabur oksigen. Pada bayi prematur makin pendek masa kehamilan, makin sulit dan banyak persoalan yang akan dihadapi dan makin tinggi angka kematian perinatal. Biasanya kematian disebabkan oleh gangguan pernafasan, infeksi, cacat bawaan, dan trauma pada otak.
a.    Pengaturan suhu lingkungan
Bayi di masukkan inkubator dengan suhu yang diatur:
-    Bayi berat badan dibawah 2 kg 35oC
-    Bayi berat badan 2 kg sampai 2,5 kg 34oC
Suhu inkubator diturunkan 1oC setiap minggu sampai bayi dapat ditempatkan pada suhu lingkungan sekitar 24-27oC.

b.    Makanan bayi berat badan lahir rendah
Umumnya bayi prematur belum sempurna refleks menghisap dan batukknya, kapasitas lambung masih kecil, dan daya enzim pencernaan, terutama lipase masih kurang. Makamanan diberikan dengan pipet sediki-sedikit namun lebih sering. Sedangkan pada bayi small for date sebliknya kelihatan seperti orang kelaparan, rakus minum dan makan. Yang harus diperhatikan adalah terhadap kemungkinan terjadinya pneumonia aspirasi.

5.    Prognosis Bayi Berat Badan Lahir Rendah
Kematian prinatal pada bayi berat badan rendah 8 kali lebih besar dari bayi normal pada umur kehamilan yang sama.
Prognosis akan lebih buruk lagi bila berat badan lebih makin rendah. Angka kematian yang tinggi terutama disebabbkan oleh seringnya dijumpai kelainan komplikasi neonatal seperti asfiksia, apirasi pneumonia, perdarahan intrakranial dan hipoglikemi. Bila bayi ini selamat kadang-kadang dijumpai kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan biacara, IQ rendah, dan gangguan lainnya.





















BAB III
ASUHAN KEBIDANAN
By. Ny “W” UMUR 2 HARI DENGAN BBLR DAN RDS
DIRUANG NEONATUS RSIA MUSLIMAT
JOMBANG



No. Reg        : 06-26-55
Ruangan        : Neonatus
Tgl. Pengkajian    : 7-11-2011 jam: 09.30 WIB
Tanggal MRS    : 06-11-2011   

I.    PENGUMPULAN DATA
A.    Data Subyaktif
1.    Identitas/Biodata
Nama Bayi        : By. Ny. “W”
Umur        : 2 hari
Tgl/jam lahir    : 06 Nov 2011, jam: 21.32 WIB
Jenis kelamin    : perempuan
Berat badan    : 1480 gram
Panjang badan    : 41 cm

Nama ibu        : Ny. “W”            Nama ayah    : Tn. “H”
Umur        : 42 tahun            Umur        : 44 tahun
Suku/bangsa    : Jawa/Indonesia        Suku/bangsa    : Jawa/Indonesia
Agama        : Islam                Agama        : Islam
Pendidikan        : SI                Pendidkan    : SI
Pekerjaan        : Swasta            Pekerjaan    : Karyawan BRI
Alamat        : Griya Indah 1/6

2.    Anamnese
a)    Riwayat Penyakit Kehamilan
•    Perdarahan    : -
•    Pre Eklamsia    : ya
•    Eklamsia    : -
•    Penyakit Kelamin: -

•    Lain-lain         : ibu mempunyai penyakit menurun yaitu asma dan hypertensi
   
b)    Riwayat Kehamilan Sekarang
G4P20012 UK 35 minggu, tunggal, hidup, intra uteri, inpartu kala I dengan empending eclampsia
c)    Kebiasaan Waktu Hamil
•    Makanan        : -
•    Obat-obatan/jamu    : -
•    Merokok        : -
•    Lain-lain        : -
d)    Riwayat Penyakit Keluarga
Didalam keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit menular, menahun, tapi ada yang mempunyai penyakit menurun yaitu asma dan hypertensi.
e)    Riwayat Penyakit Sekarang
•    Jenis persalinan    : SC
•    Ditolong oleh    : dr. Henny SPOG
•    Atas indikasi    : empending eclampsia
•    Ketuban pecah    : + (jernih)
•    Komplikasi persalinan:
-    Ibu    : -
-    Bayi    : BBLR
f)    Riwayat Neonatal
1.    Riwayat penyakit sekarang
Bayi lahir langsung menangis, lahir secara SC atas indikasi empending eclampsia pada tanggal 06-11-2011, jam: 21-32 WIB, BB: 1480 gram, PB: 41 cm, LK: 30 cm, bayi dibawa keruang Neonatus karna bayi dalam keadaan BBLR, sianosis dan adanya retraksi dinding dada dan cuping hidung.
2.    Keadaan bayi baru lahir
•    Lahir    : langsung menangis
•    Berat badan    : 1480 gram
•    ASI/PASI    : -
•    Nilai apsgar dan down skor








Apsgar skor

    Tanda     0    1    2    Jmlh


menit
1    Frekuensi jantung
Usaha bernafas
Tonus otot
Reflek
Warna     [] tidak ada

[] tidak ada
[] lumpuh
[] tidak bereaksi
[] biru pucat    [] <100

[.] lambat tak teratur
[.] ext.flexi  sedikit     
[.] gerakan sedikit
[] tubuh kemerahan tangan dan kaki    [.] >100

[] Menangis kuat
[] Gerakan aktif
[] Menangis
[.] kemerahan seluruh tubuh   


7



menit
5    Frekuensi jantung
Usaha bernafas
Tonus otot
Reflek
warna
    [] tidak ada

[] tidak ada
[]lumpuh
[] tidak bereaksi
[] biru pucat    [] <100

[] lambat tak teratur
[.] Ext.reflek sedikit
[.] gerakan sedikit
[] tubuh kemerahan tangan dan kaki    [.] >100

[.] Menangis kuat
[] gerakan aktif
[] menangis
[.]kemerahan seluruh tubuh   


8


Score Down
Tanda     0    1    2
Frekuensi nafas
Retraksi
Sianosis

Ari entry

Merintih     [.] <60x/menit
[] tdk ada retraksi
[] tdk ada sianosis

[.] udara masuk bilateral baik
[.] tidak merintih    [] 60-80x/menit
[.] retraksi ringan
[] sianosis hilang dengan O2
[] penurunan ringan udara masuk
[] dapat didengar dengan stetoskop     [] >80x/menit
[] retraksi berat
[.] sianosis menetap walaupun diberi O2
[] tidak ada udara masuk
[] dapat didengar tanpa alat bantu

Skor <4 tidak ada gawaat nafas
Skor 4-7 gawat nafas
Skor >7 ancaman gagal nafas
    (pemeriksaan gas darah harus dilakukan)



3.    Resusitasi
    Penhisapan lendir    : ya        Rangsangan    : ya
    Massage jantung    : tidak        Lamanya    : -
    Oksigen        : tidak        Lamanya    : -
    Therapy        : incubator
    Keterangan         : untuk menghangatkan tubuh bayi sehingga bayi tidak terjadi hypothermi
    Lain-lain        : -
B.    Data Objektif
1.    Pemeriksaan fisik umum
a)    Keadaan umum    : cukup
b)    Suhu        : 371oc
c)    Pernafasan    : 58x/menit
d)    Berat badan    : 1480 gram
e)    Panjang badan    : 41 cm

2.    Pemeriksaan fisik secara sistematis
a)    Inspeksi
    Kepala    : simetris, tidak ada caput, rambut hitam tipis
    UUB/UUK    : belum menutup
    Muka    : simetris, tidak pucat
    Mata    : simetris, tidak ada scret, conjungtiva merah muda, mata sudah dapat membuka
    Telinga    : simetris, daun telinga tipis dan lunak, tidak ada kotoran, tidak ada lesi
    Mulut    : simetris, tidak ada kelainan, bibir lembab dan merah, terpasang NGT
    Hidung    : simetris, tidak ada kelaianan, tidak ada scret, tidak ada pernafasan cuping hidung, terpasang O2 CPAP
    Leher    : simetris, tidak tampak pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
    Dada    : simetris, puting susu sudah terlihat, ada retraksi dinding dada
    Tali pusat    : bersih, lembab, tidak ada perdarahan
    Punggung    : tidak ada lesi, adanya lanugo, tidak ada kelainan kongenital
    Genetalia    : labia mayora belum menutupi labia minora, vagina berlubang
    Anus    : anus berlubang, tidak atresia ani
    Ext. Atas/bawah: simetris,  tidak ada kelainan kongenital extermitas atas atupun bawah seperti polidaktil, sindaktil dll, tangan sebelah kanan terpasang infus
    Kulit    : kulit tipis, lanugo +, tidak adalesi, warna kemerahan
b)    Palpasi
    Kepala    : UUB/UUK terasa empuk (belum menutup)
    Leher    :  tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tyroid
    Abdomen    : tidak ada pembesaran hepar
c)    Auskultasi
    Dada    : tidak ada ronchi/wheezing
    Abdomen    : bising usus normal
d)    Reflek
    Reflek morro    : bisa, dapat diketahui saat dikagetkan dengan menepuk tangan maka bayi akan kaget
    Reflek rooting    : bisa, dapat dilihat saat menyentuh pipi bayi, maka bayi akan menoleh
    Reflek walking    : tidak bisa (seperti berjalan)
    Reflek graps    : bisa, dapat diketahui saat tangan kita disentuhkan pada tangan bayi, maka dengan sendirinya bayi akan menggenggam
    Reflek sucking    : bisa, dapat dilihat saat bayi diberi setetes susu dan dia dapat menghisapnya
    Reflek tonic neck    : tidak bisa (mengangkat kepala/leher)

e)    Antopometri
Lingkar kepala:
•    SOB    :28 cm
•    FO        : 30 cm
•    MO    : 32 cm
•    BBL    : 1480 gram
•    PBL        : 41 cm

f)    Eliminasi
    BAB    : (+) 2-3x/hari, meconium warna hitam
    BAK    : (+) 3-4x/hari, warna kuning jernih


g)    Data Penunjang
Tanggal: 7 November 2011
    HB        : 16,5 g/dl
    Leokosit    : 24.100/cmm
    Hematoksit    : 50%
    Trombosit    : 243.00/cmm
    Gol. Darah    :
Ibu    : B
Bayi    : O

h)    Therapy
    Thermoregulasi
    O2 C.PAP
    Inj. Taxegram 2x100 gram
    Neo. K 1 gram
    D 10% 40 cc/24 jam

II.    INTERPRESTASI DATA
DS    : -
DO    : keadaan cukup
•    Gerakan lemah        TTV    : RR    : 58x/menit
•    Tangis lemah                  S    : 37,1oC
•    Sianosis, sesak              BBL    : 1480 gram
•    Warna kulit kemerahan          PBL    : 41 cm
•    Retraksi dinding dada              LK    : 30 cm
•    Retensi 3 cc, lendir              HR    : 149x/menit
Masalah    : -
Kebutuhan    : thermoregulasi
•    Nutrisi
•    Oksigen
•    Kolaborasi
III.    IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Diagnosa    : BBLR dan RDS (respiraty distress syndrom)
Potensial    : gagal nafas, hipothermi, infeksi, hipoglikemi, ichterus



IV.    IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA
•    Nutrisi
•    Oksigen
•    Kolaborasi dengan dokter

V.    MERENCANAKAN ASUHAN YANG MENYELURUH
Diagnosa    : By. Ny. “W” umur 2 hari dengan BBLR dan RDS
Tujuan    : setelah dilakukan tindakan 1x24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi  terpenuhi dan tidak terjadi masalah-masalah yang menyertai.
Kriteria    : berat badan bayi meningkat
•    HR        : 120-160x/menit
•    Suhu    : 36,50C-37,40C
•    RR        : 40-60x/menit
•    Tidak sianosis
•    Menangis kuat
•    Gerak aktif
•    Kulit kemerahan
•    BAB/BAK    : +/+

Intervensi
1.    Lakukan pendekatan terapeutik dengan ibu dan keluarga
R/ terjalin hubungan kerja sama dan komunikasi yang baik antara ibu, keluarga dan  tenaga kesehatan
2.    Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
R/ menghindari dari penularan infeksi
3.    Lakukan observasi TTV
R/ mendeteksi sejak dini kemungkinan komplikasi/kelainan yang muncul
4.    Berikan oksigen
R/ membantu meringankan pernafasan
5.    Perawatan tali pusat, perawatan sehari-hari dan kehangatan bayi
R/ menghindari terjadinya infeksi, hygine bayi tetap terjaga dan mencegah terjadinya hypothermi
6.    Berikan ASI/PASI bila keadaan bayi sudah stabil
R/ memenuhi kebutuhan nutrisi bayi dan dapat meningkatkan tiumbang bayi
7.    Kolaborasi dengan tim medis
R/ pemberian therapy




VI.    IMPLEMENTASI

HARI/TANGGAL   
PELAKSANAAN   
TTD

Senin
07-11-2011
Jam
12.30 WIB    1.    Melakukan pendekatan pada ibu dan keluarga dengan cara: memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan yang akan dilakukan.
2.    Melakuakn cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan dengan sabun dan air mengalir
3.    Melakukan observasi TTV
4.    Memberikan O2 C. PAP BBLR dan RDS untuk membantu meringankan pernafasan
5.    Merawat tali pusat dengan dibungkus kasa steril, menghangatkan bayi kedalam incubator, merawat bayi sehari-hari seperti:
•    Memandikan bayi
•    Membersihkan BAB/BAK dan mengganti pempes
6.    Memberikan ASI exclusive secara adekuat/susu pengganti (PASI) minimal 2 jam sekali apabila bayi sudah stabil
7.    Melakukan advis dokter   


VII.    EVALUASI
Tanggal    : 07-11-2011        Jam    : 13.45 WIB

S    : -
O    : keadaan umum cukup        Therapy: O2 C. PAP
•    Menangis lemah                    Incubator
•    Gerak lemah                    Inj. Taxegram 2x100 mg
•    Sianosis                        AA 6% : 25 cc
•    Retraksi dinding dada                D 10% : 160 cc/24 jam
•    Retensi 3 cc, lendir
•    TTV: RR    : 50x/menit
  S    : 37,10C
  HR    : 132x/menit
•    BAB/BAK    : +/+
•    Kembung    : -
•    Muntah    : -
•    Bayi dipuasakan



A    : By. Ny. “W” umur 2 hari dengan BBLR dan RDS
P    : bayi dipuasakan
•    Menyeka bayi
•    Mengganti pempes apabila BAB/BAK
•    Observasi tiap 2 jam sekali
•    Kolaborasi dengan dokter

Catatan Perkembangan
        Tanggal    : 08-11-2011        Jam    : 12.30 WIB

S    : -
O    : keadaan umum cukup        Therapy    : Incubator   
•    Gerakan aktif                       O2 C. PAP
•    Tangis kuat                      D 10% : 160 cc/24 jam
•    Retraksi dinding dada                  Elextrolit
•    TTV: RR    : 46x/menit                    Nacl 3% : 15 cc
          S    : 36,80C                    pot clor 3cc
•    Retensi 3 cc lendir                    Ca. Gluconas 15 cc
AA 6% : 25 cc
Sonde PASI 2,5 cc tiap 2 jam sekali
A    : By. Ny. “W” umur 3 hari dengan BBLR dan RDS
P    :      Nutrisi
•    Menyeka bayi
•    Mengganti pempes apabila BAB/BAK
•    Observasi tiap 2 jam sekali
•    Kolaborasi dengan dokter

Catatan Perkembangan
        Tanggal    : 09-11-2011        Jam    : 22.00 WIB

S    : -
O    : keadaan umum cukup        Therapy    : D 10% : 160 cc/24 jam
•    Gerak aktif                      O2 C. PAP aff
•    Menangis kuat                      Sonde 2,5 cc tiap 2 jam sekali
•    BAB/BAK: +/+                      Lipid 20% : 20 cc
•    Retensi    : -                      Elektrolit


•    TTV: RR: 60x/menit                    Nacl 3% : 15 cc
     S    : 370C                        Pot clor 3 cc
                            Ca gluconas 15 cc
                            AA 6% : 2,5 cc
A    : By. Ny. “W” umur 4 hari dengan BBLR
P    :    Nutrisi (ASI/PASI)
•    Menyeka bayi
•    Mengganti pempes apabilaBAB/BAK
•    Observasi tiap 2 jam sekali
•    Kolaborasi dengan dokter






























BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
•    BBLR (bayi baru lahir rendah) adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2.500 gram tanpa memandang masa gestasi berat lahir adalah bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir.
•    Penyebab BBLR
a.    Persalinan kurang bulan/prematur (pada umur kehamilan 28-36 minggu)
b.    Bayi kecil masa kehamilan
•    Beberapa faktor predisposisi
a.    Faktor ibu
b.    Faktor plasma
c.    Faktor janin
•    Tanda BBLR kurang bulan
Tanda prematuritas
a.    Tulang rawan telinga belum terbentuk
b.    Masih terdapat lanugo
c.    Reflek masih lemah
d.    Alat kelamin pada perempuan labium mayora belum menutupi labium minor, pada laki-laki testis belum turun, testis belum terbentuk.
•    BBLR kecil masa kehamilan
Tanda janin tumbuh lambat
a.    Tidak dijumpai tanda prematuritas seperti tersebut diatas
b.    Kulit keriput
c.    Kuku lebih panjang
•    Penatalaksanaan
a.    Mempertahankan suhu tubuh
b.    Memenuhi kebutuhan O2
c.    Memenuhi kebutuhan nutrisi
d.    Pencegahan infeksi
e.    Melibatkan orang tua







B.    Saran
Diharapkan dapat meningkatkan perawatan BBLR dengan memberikan lingkungan yang aman dan nyaman, perlu adanya penanganan bagi BBLR dengan hati-hati dalam perawatan bayi BBLR, dan juga diharapkan meningkatkan mutu pelayanan dengan menyediakan peralatan dan pelayanan yang lebih canggih serta mengirimkan tenaga kesehatan mengikuti pelatihan/seminar.


































DAFTAR PUSTAKA

    Mochtar, Rustam “Sinopsis Obstetri” edisi 2
    Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, jilid 3; 1985

Tidak ada komentar:

Posting Komentar